Senin, 04 Mei 2009

Telkomania (2)

Telkomania (2)
Tidak berapa lama kemudian akhirnya aku orgasme dengan permainannya dimemekku.
“Ooouugghhhhh…hhhhaaaahhh….aku kkeeluar….arrrr……………………..”desahku mewarnai orgasmeku yang pertama.

Dia melepaskan tubuhku, aku membalikkan badan hingga telentang diranjang dengan sisa-sisa orgasmeku. Kulihat matanya yang masih tak berkedit menatap tubuh polosku. Kami istirahat sebentar sebelum melanjutkan ronde berikutnya. Dia mendekat kearahku, Tetekku yang naik turun perlahan-lahan dijamahnya. Dielus-elusnya putingku lagi. Hal itu membuat libidoku perlahan-lahan naik lagi.

“Mbak,sangat cantik saat orgasme kayak gini, baru kali ini bapak melihat mahasiswi berjilbab yang lagi orgasme,merangsang banget”Katanya sambil tetap meraba tetekku.
Aku mulai berani, maka kuelus kontolnya dari luar. Kurasakan benda bulat padat berada digenggamanku. Walau belum melihat kontolnya, tapi aku tahu pasti ukurannya diatas rata-rata. Hal itu membuatku makin bernafsu. Aku penasaran dengan isi celana dalamnya.
“Pak,buka dong Celananya. Masa Mae sudah bugil total bapak masih pake celana”Rengekku manja.
“Tenang mbak... Bapak akan buka, dan kamu pasti akan terkejut lihat kontol bapak”katanya sambil tersenyum.

Lalu dia membuka celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu panjang, besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya.

“Pak sini, saya mau pegang.” Bujukku kepadanya. Dia lalu mendekat. Kusuruh dia berbaring telentang ditengah ranjang. Lalu Kugenggam kontol besar itu. Sungguh panjang dan kokoh. Tangan mungilku sangat kontras dengan kontolnya. Ukuranya kira-kira lebih dari sejengkal, ada 18cm-an dan jari-jari tanganku nggak dapat bertemu saat menggegamnya, tebel banget, mungkin 4 cm-an lebih kali. Kuelus-elus kontol itu sambil kukocok-kocok. Dia merem melak menikmati elusan jariku. Baru dielus aja udah merem-melek. Belum tahu aja dia saat merasakan isapanku, batinku.

“Pak.. aku kulum ya.. Pak!” desahku tak tahan lagi ingin mengulum kontol itu. Dia hanya mengangguk.Aku mulai menundukkan kepalaku, lalu mendekatkan wajahku kekontolnya. Kontolnya tidak terlalu bau sehingga tanpa menunggu lama aku langsung memasukkannya kemulutku. Oookkhhh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Kurasakan batangnya bergetar dibibir mungilku. mulutku yang kecil tidak sanggup menampung semua batangnya, masih ada sisia diluar mulutku kira-kira beberap centi lagi, tapi tak kupaksakan. Aku lalu mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Dia mendesah-desah enak menikmati permainanku,
“Aahhh,Mbak…enak sekali…sudah pengalaman ya?…aah..aahh..aah..” ceracaunya.
“Ehm…ehm….”Hanya itu yang keluar dari mulutku. aku tetap berkonsentrasi mengoralnya. Dia pasti tidak habis pikir bisa merasakan oral sex dari mahasiswi perguruan islam yang cantik sepertiku.
Untuk menaikkan tempo permainan, Kemudian kami mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69. Aku naik ke wajahnya sehingga memekku tepat didepan mulutnya. Kemudian aku kembali membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya lagi.
Dia kembali mendesah-desah kenikmatan sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan tangannya mulai mengelus-elus kulit pantatku. Jarinya tidak tinggal diam. Tak berapa lama kemudian ada gerakan memutar-mutar di dalam liang memekku oleh jarinya. 1 buah jarinya dimasukkan lebih dalam kememekku sehingga aku makin melayang. Tak sampai disitu saja jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitorisku. Dan satu hal yang membuatku makin liar adalah saat lidahnya juga turut menjilati memekku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum kontolnya.

Ruangan ini semakin panas saja, dimana terjadi pergumulan antara 2 orang yang beda umur dan beda status.
“Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo pak, entot aku”Pintaku sambil melepas kontolnya dari mulutku.
Aku lalu tertidur telentang dengan memekku kubuka lebar-lebar siap menerima desakan kontolnya. Dia ternyata mengerti, maka perlahan-lahan dia berdiri didepanku. Matanya dengan tajam memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu. Kemudian diarahkannya kontolnya yang sudah tegang itu liangku. Aku memejamkan mata menikmati detik-detik ketika kontolnya menerobos memekku. Walau bukan yang pertama kali bercinta, tapi Kontolnya kesulitan menjebol memekku yang masih sempit itu. kepala kontolnya yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.
“Aaaakkkkhhhhhh……….aakkhhh…………..aaaaah……hhhhhhhhhh hhhhhh……” Aku menjerit dengan panjang sama seperti pertama kali ada kontol memasuki memekku. Dia bukannya mengerti malah dengan kecepatan tinggi mulai menggenjotku sehingga aku merasa kesakitan.
“Pak…aaauuww..pelan…….pelaa….nn……. ookkhhhh….aauuuwww………” teriakku.
Dia tidak menghiraukan jeritanku yang meminta dia sedikit lembut. Dia malah dengan brutal mengesek-gesek memekku. Kuomeli dia untuk sedikit lebih lembut. Namun dia tidak menghiraukan, memekku dipompanya seperti orang kesetanan. Lambat laun rasa sakit mulai hilang digantikan rasa nikmat yang tiada tara.

“Aaakkhhhh….aakkhhh……aaakkhhh……yyeessshhh….nnikkhh ….mmaaatthh…….”desahku mulai bisa menikmati kekasarnya.
Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap dia menggerakkan pantatnya kearahku, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukannya.
Tetekku tergonyang-goncang ketas dan kebawah,mengikuti gerakan tubuhku. Aku bisa melihat bagaimana batang kontol lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukurannya yang gede itu, dan ini makin membuatnya tergila-gila.

“Ooohhhh….nikmat sekali jepitan memekmu”. Katanya….”Mimpi apa aku bisa ngentot dengan mahasiswi cantik sepertimu..aakkhhh..aaahhhh…”
“Aaaa……hhaahhh…yo,pppaaakkhhh…. Sssshhh……ssshhodokkk terrruuussshhh…. Nikmatin tubuhku..aakhhh..aakkhhh.. ..aakkhh…mmpphhh…..”Jawabku sebisaku.
Aku kemudian menarik tangannya lalu kutempelkan di tetekku. tangannya lalu meremas-remas tetekku yang bergoyang bebas. Diremasnya tetekku yang kanan dengan tangan kirinya. Aku dapat merasakan puting tetekku mulai mengeras. Sodokannya yang liar serta remasannya ditetekku membuat aku merasa memekku seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Aku menjerit sekuat tenaga merasakan cairan cintaku mengalir dengan derasnya. Dia masih terus menyodokku hingga orgasmeku makin panjang, “ Aaaaaaarrrrggghhhhhh……… aaaakkkhhhhhh…… hhhhaaaakkhhhh…… aakhhh…akkhhh…aakkhhh… nnniiiiiikkkkkhhhhh……mmmaatttttt…… bbbhhhhaaaa……nnngeettttthhhh…… ppppaaa… aaakkkhhhh…… ooouugggghhhhhh…… sssshhhhhhhh…… “

Lalu dia merubah posisi dibalikkannya tubuhku hingga nungging dengan kedua lututku bertumpu diatas tempat tidur. Aku yang masih lemas menurut saja apa kemauannnya. Blleesss…… Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin dalam saja. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati kontolnya yang mulai keluar-masuk.. Sambil menyodokku dia meraih tetekku yang berayun-ayun. Tetekku dijadikannya pegangannya untuk memacu tubuhku kadang dia juga meremas kuat kain jilbabku seperti seorang joki. Kembali kenikmatan yang kurasakan.
Permainan nya sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya.Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu. Suara springbedku berdenyit-denyit bercampur baur dengan erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, dan saat aku keluar dia meremas tetekku dengan ganasnya sambil tangan kirinya berusaha menarik dan menjambak jilbabku, “Aaaaakkkkhhhh……aaakkkuuuu…… kkkkllllluuuuuuaaa…… aaaarrrr…… hhhaah….hhaaah…hhhaah….. mmmpphhhhh….. oookkhhhhh…… pppaaakkkkkk…….ssssshhhhhhhhh………” keringatku sudah menetes-netes di ranjang. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang. Dia cuman menarik kontolnya dan duduk diranjang, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.

“Bapak kok belum keluar sih?Padahal saya sudah keluar 3 kali?”tanyaku heran sambil ngos-ngosan.
“Bapak memang punya stamina yang kuat Mbak. Bapak kan pekerja kasar. Jadi tenaga bapak kuat. Jangankan seorang Mbak, 10 orang juga bapak jabanin.he..he..”katanya.
Aku hanya tersenyum. Kemudian aku permisi kepadanya untuk mengambil air dikulkas. Kerongkonganku kering karena berteriak-teriak dari tadi. Aku ke arah dapur. Dengan masih telanjang (karena dirumah tiada siapa-siapa selain kami berdua), aku mendekati lemari es. Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya. Lega rasanya saat air bening itu mengalir membasahi mulutku. Setelah menutup pintu kulkas aku membalik badan kulihat dia menghampiriku. Aku melihat tubuh telanjangnya, badannya semakin mengkilat karena keringat. Kulirik kontolnya masih dalam posisi tegang maksimal.

“Mbak lanjutin lagi,yuk. Bapak sudah tidak tahan lagi”Bujuknya kepadaku.
Sambil berkata begitu dia mengelus-elus kontolnya. Sungguh aneh membayangkan seorang bapak-bapak mengocok-ngocok kontolnya didepan seorang mahasiswi muslim seperti ini. kemudian aku mendekatinya. Aku ingin memuaskannya. Lalu aku mendekatkan mulutku kewajahnya, mulut kami mulai saling memagut, lidah kami saling saling membelit. kugenggam kontolnya dan kuremas-remas gemas. Kurasakan tangannya meraba punggungku. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Kemudian kuajak dia ke ruang tamu lalu kupersilakan dia duduk di sofa. Aku ingin gaya woman on top.
“Sekarang saya yang akan puaskan bapak”Ujarku sambil mendorongnya agar bersandar di sofa.Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan memekku kekontolnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearah batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang kontolnya siap menerima jepitan memekku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang memekku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

“Pppaaaa….kkkk…..kkkhhhhh……………oookkkhhh………….!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahunya. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit pelan kala batangnya membelah bibir memekku. Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat kontolnya amblas ditelan memekku.
“Mmmaaa……aaeee……eessssttt…hhhhhhhhhhhhhhh” dia mendesah nikmat.

Kurasakan liangku penuh dan sedikit perih , tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. secara perlahan-lahan aku menaik-turunkan tubuhku diatas kontolnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Aku sangat menikmati posisi ini,karena aku bisa mengendalikan permainan. Posisi ini pasti kulakukan jika bercinta dengan pasanganku.
Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batangnya. Kontol itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu
Tetekku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah dihadapannya. Dia juga mulai membantu menyodok-nyodok kontolnya,sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Sambil meyodokku dia meremas-remas pantatku. Malah terkadang dia mengangkat pantatku lalu menurunkannya lagi dengan cepat.

“Aaahh..aaakkkhhh…tteeee……rrrruuussss…… sssshhhhhhhh…… ppaaakkhhh….puaskann…. aakkuuu……aaakkkhhhhh…… oouuukkkkkhhh…… hhhhhhhh” jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.
“Ookkhhhh……oookkhhhh……ooohhhhhh…..memeeekkkhh…mmuu …nikmat…bangeetthhh… oohhhh… ssshhh…eerreett… Mmmaaeee….. hhhhhhhhh…” geramnya sambil meremas kedua bongkahan pantatku.
Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan persetubuhan yang sensasional ini. Hal itu membuat tetekku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik, dia langsung melumat tetekku yang kanan dengan mulutnya, mengenyotnya dengan ganas sambil bibirnya memilin-milin putingku. Aku semakin menjerit keras. dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Kuremas rambutnya dengan kuat. Malah dia semakin menyerangku dengan meremas-remas ganas dan menyoyot tetekku yang kiri serta memilin-milin putingnya dengan mulut dan tangan kanannya menarik serta menjambak jilbabku yang sudah awut-awutan ke belakang namun jilbab itu ternyata belum lepas benar dari kepalaku cuman rambut depanku menjadi lebih menyembul. 25 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi tetekku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Tetekku yg padat, kencang dan halus kini menjadi kemerah-merahan akibat disedot-sedotnya.
Sungguh kenikmatan yang sangat sempurna. (Hal inilah yang membuatku ketagihan sex). Tangannya yang tadi lembut mengerayangi tetekku yang kiri, sekarang cenderung kasar. Aku sudah tidak merasakan kekasaran tanganya dan giginya yang menggit tetekku. Yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan - remasan di tetekku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya akupun tak bisa menahan orgasmeku.

“Aaaahhkkkk…aaaaa….kkkkkuuuu….kkkkkhheeee….llllllu uuu………aaaaaarrrrr…aaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhh…… ooouuggghhhhhhhh…….kkkhhhhooonnn…. tttthhhooolllll…. Bbbbaaaaa……pppaakkkkhhhh…… nnnniiikkk…. Kkkkhmmmaaaatttt…… ooouuuuwww…… ssssshhhhhh…. Aakkhh…aakkhhh…aaakkkhhhh….aaaahhhhhhh!”jeritku nggak tahan bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku diatas kontolnya.
Tapi dia belum juga selesai. Dia masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Aku yang sudah lemas hanya bisa mengikuti irama goyangnnya. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seperti dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali.Kemudian dengan kasar di dorongnya tubuhku keatas sofa sehingga aku telentang. Dia lalu naik ke tetekku. Di sana dia menjepitkan kontolnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua tetekku, lalu dikocoknya. Tetekku yang besar sanggup menjepit kontolnya. Dia mengocok-ngocok kontolnya sampai maninya menyemprot dengan deras membasahi wajah berjilbab dan tetekku.

” Aaaaaarrrrrgggghhhhhhh……… ooouugghhhhhhh…… ccrroottt…..ccrrootttt……ccrroooootttt…… hhhaaaakkkhhhhh….. aaahhh….eeegghhhh……sssshhhhhh…….” Erangnya sambil tetap mengocok kontolnya.
Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Kemudian dia menempelkan kontolnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati kontol itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia terduduk lemas disofa.
Say 'Thank You!' for this post.

Tidak ada komentar: