Senin, 04 Mei 2009

Telkomania (1)

Telkomania (1)
Sudah 2 hari ini telepon dirumahku mati. Aku ga tahu kenapa, kupikir karena pesawat teleponnya tapi sudah ku ganti dengan yang baru tetapi masih saja nggak bisa, maklumlah kejadian ini waktu hand phone belum segampang sekarang, yah kira2 mungkin di tahun 90anlah. Sebenarnya aku sudah mencoba untuk menghubungi petugas Telkom dari 2 hari yang lalu, tapi alasannya pekerja yang bertugas masih menangani pekerjaan di tempat lain dan baru aku tahu kalo memang lagi ada kerusakan jaringan kabel di tempatku gara-gara hujan angin tempo hari, jadi aku diminta bersabar.

Namaku Siti Maemunah, panggil saja aku Mae tapi keluargaku yang kolot sering memanggilku Inah, aku sebel ndengernya kayak pembokat aja. Keluargaku cukup terpandang di sini, tapi masih kolot, apa-apa selalu dihubungkan dengan agama, huh… keluargaku adalah keluarga muslim yang teramat taat sehingga aku pun diwajibkan memakai baju kurung dan berjilbab sedari kecil. Namun segala sesuatu yang membuatku tidak bebas bergerak malah membuatku selalu ingin tahu dan aku sangat antusias bisa merasakan hal-hal baru di luar dunia kolot ini. Apalagi, ternyata aku tercipta menjadi seorang muslimah yang mempunyai hasrat nafsu sangat tinggi dan aku sangat bernafsu bila tubuhku dinikmati oleh banyak laki-laki, hal ini membuat lebih bersemangat. Entahlah, semenjak merasakan kontol adik papaku sewaktu SMA aku menjadi seperti ini dan orang tuaku tidak mengetahui hal ini. Aku seorang mahaiswi di salah satu perguruan tinggi islam di Jogjakarta. Disini aku mengontrak sebuah rumah kecil di daerah perumahan dekat kampusku di utara kota Jogjakarta, keluargaku lebih percaya aku tinggal di rumah kontrakan daripada di kost-kostan. Aku dikarunia wajah yang menurut laki-laki yang pernah tidur denganku cantik dan body yang sexy. banyak yang mengagumi keindahan tetekku yang berukuran 34 C,apalagi kalo aku pake baju yang agak sempit, pasti mengundang orang untuk melotot kearah tetekku. Maklumlah di kota ini aku bisa memakai baju keren tetapi masih berjilbab, baju kurungku hanya ku pakai jika ada acara tertentu saja. Kalau mahasiswa sini menyebut kita-kita geng jilbab sexy. Selain itu aku punya pantat yang sekal,ditambah lagi dengan kulitku yang putih halus karena dari kecil sampai selesai SMA aku selalu memakai baju kurung dan berjilbab lebar sehingga membuat banyak cowo-cowo menelan ludah jika melihatku. aku suka memakai pakaian yang agak ketat untuk dapat memamerkan apa yang aku miliki, dan tentu saja indahnya tubuhku sering dipuji.

Umurku baru 20 tahun. Jangan tertipu dengan usiaku yang masih muda, sebab aku sudah merasakan nikmatnya dunia ini. Aku sudah sering melakukan hubungan badan. Aku teramat suka sex. Terkadang orientasiku pacaran adalah untuk kepuasaan duniawi.

Siang itu aku sudah bersiap-siap mau menelpon salah satu laki-laki teman dekatku untuk menemaniku pergi mencari bahan tugas kuliah dan sepulangnya aku pengen bercinta dengannya karena bagiku dia sangat tampan walaupun kontolnya nggak begitu besar tapi lumayanlah buat ngisi-ngisi kekosongan. Sialan, batinku, ternyata teleponnya masih rusak. Dengan mengendarai motor bebek, aku pergi ke wartel deket kampusku dan langsung ku telepon bagian pengaduan Telkom karena sudah kemarin aku daftar dan tunggu, petugasnya belum datang juga. Setelah ngobrol lama dan sedikit marah-marah, akhirnya petugas itu mengiyakan permintaanku untuk mendatangkan petugasnya yang kebetulan bekerja disekitar rumahku. Dengan sedikit marah kusuruh dia agar cepat.

Setelah pintu rumah kututup, kubuka bajuku dan celana jeansku dengan jilbab yang masih kupakai, kemudian bra dan CD pink ku menyusul terlepas dari badanku. Kurasakan hembusan AC kamar menerpa tubuh telanjangku, saat itu udara panas sekali dan aku nggak tahan.

Sambil menunggu petugas telepon yang dijanjikannya, aku menyempatkan diri menatap cermin besar disudut kamarku. Kutatap tubuh telanjangku yang kukagumi. Aku tersenyum melihat diriku masih berjilbab, bangga akan apa yang kumiliki. Kulit halus, tetek yang menantang dan pantat yang sekal. Kujamah tetekku yang putih mulus, Ntah sudah berapa orang yang sudah menjamahnya pikirku. Tanganku perlahan mengelus bibir memekku. Kemaluanku yang masih kelihatan indah walau sudah pernah dimasukin kontol-kontol. Tanpa kusadarai aku mulai mngelus-elus bibir memekku. Ntah kenapa libidoku langsung naik. Belum puas aku menuntaskan hasratku, kudengar bel pintu berbunyi. mungkin petugas telepon. Cepat juga dia batinku. Segera kuhentikan kegiatanku dan bersiap-siap untuk membukakan pintu. Kuambil kaos biru ku yang bertetek rendah dan rok pendek kain untuk menutupi tubuh polosku. Aku turun ke bawah untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka nampaklah seorang lelaki berdiri didepan pintu dengan membawa seperangkat alat kerja.

“Sore Mbak” katanya menatapku. Matanya langsung mengarah ketetekku yang menyembul sedikit dibalik kaosku. Aku sedikit deg-degan manakala dia tahu dibalik kaos dan rokku sudah tidak memakai apa-apa lagi.
“Sore juga.Kok lama sih?langsung kebelakang aja ya. Telepon rumah ini mati,mas. Padahal mau telepon teman buat nyari bahan kuliah nih”ujarku mengalihkan pembicaraan.
“Ok mbak, mana yang mau diperbaiki”katanya sambil mengikutiku dari belakang. Mungkin sambil berjalan dia pasti menatap pantatku yang bergoyang kesana-kemari. Mungkin dia tahu bahwa aku ga pakai CD dan bra, karena kaos dan rok yang kupakai lumayan tipis. Kain batik santung khas jogja. Aku sih cuex aja.
Setelah meneliti dan melihat jaringan kabel di rumahku, ternyata ada yang kabel yang konslet dan setelah di telusur ternyata kabel bermasalah tadi ada di dekat lubang angin di kamarku yang kalau diperbaiki dari luar rumah agak sulit maka dia minta ijin untuk masuk ke kamarku untuk segera membetulkannya. Rumah kontrakanku ini hanya ada 2 kamar dengan kamar mandi dalam dengan kamar tamu persis di sebelah kamar yang kupakai dan belakangnya sudah ruang makan dan kamar mandi luar untuk tamu-tamuku.

“Mbak tadi mau mandi ya?”tanyanya
“emang kenapa?”lanjutku heran.
“Enggak,… Beha dan Celana dalam, Mbak diatas ranjang tuh. He..he..jadi pasti mau mandi”Katanya sambil menunjuk kearah ranjang tempat bra dan Cdku sambil cengengesan. Mati aku pikirku. Berarti dia tahu dong kalo aku ga pake apa-apa lagi. Tapi perlahan-lahan aku mulai menikmati suasanan ini. Malah ada perasaan senang kala tubuh indahku dikagumi orang lain.

“Ya udah, kenapa emang. Langsung aja kerja” ujarku pura-pura marah.
“Ok..ok..” Katanya sambil membuka bajunya sehingga badannya yang hitam mengkilat terlihat.
“Maaf mbak agak gerah, hari ini bapak banyak kerjaan, lagian wearpacknya ini agak kekecilan” katanya sambil melempar bajunya keranjang tempat bra dan Cdku tergeletak. Dia mulai bekerja memotong, menyambung dan mengecek jaringan telepon dengan alat yang dibawanya. Aku menatapnya bekerja. Orangnya sedikit gendut, hal itu kulihat dari lemak yang ada diperutnya. Tapi badangnya cukup tinggi dan berisi. Umurnya sekitar 35 tahun. Dari otot-otot dilengannya aku tahu bahwa dia sering bekerja menggunakan otot.

Ntah kenapa nafsuku mulai naik. Mungkin karena sudah 2 minggu ini tidak ML atau karena masturbasiku yang terhalang tadi. Tiba-tiba Mulai timbul pikiran jorok dikepalaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan aku juga dapat merasakan kontolnya. Rasanya pasti nikmat sekali karena staminanya yang kuat dan bisa membuatku melayang-layang.

Aku mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Aku yakin dia tidak akan menolak. Bodoh saja jika ada yang menolak bercinta dengan gadis muda yang cantik dan sexy sepertiku. Apalagi kondisi rumah mendukung, sepi dan sunyi tanpa orang kecuali kami berdua.
Aku lalu berpura-pura mendekat kerahnya dan melongok apa yang dikerjakannya.

“Sudah selesai belum pak”Ujarku sambil pura-pura menunduk dihadapanya. Dia bukannya menjawab malah matanya melotot kearah rongga dasterku. Aku tahu tetekku hampir setengah memcuat keluar.

“Oh..eh..sebentar lagi,mbak” katanya gugup sambil berpura-pura bekerja terus. Tapi sesekali diliriknya ke arahku. Aku makin menundukkkan tubuhku pura-pura mengerahkan pandangaku ke alat pengecek jaringan yang dipegangangnya. Dia terbelalak melihat buah tetekku yang tergantung indah. Malah puting tetekku sekilah tersingkap dari balik dasterku. Aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Perlahan-lahan kulihat tangannya bergerak kearah tetekku, dan langsung diremasnya tetekku itu. Aku pura-pura terkejut dan segera berdiri.

“Jangan Kurang ajar ya , pak. Nanti saya laporkan ke polisi” ucapku pura-pura marah.Dia bukannya takut malah dengan sigap ditanggapkapnya kedua tanganku. Lalu dibalikkannya tubuhku hingga aku dipeluknya dari belakang. Aku pura-pura meronta-ronta kala tangannya dengan kasar meremas-remas tetekku. Remasannya cukup keras sehingga aku menjerit.
“Hentikan..hentikan…..”teriakku.

“Sudahlah mbak. Ga ada gunanya berontak. Kan Mbak yang mancing-mancing saya”Katanya sambil mengarahkan ciumannnya keleher jenjangku yang masih sedikit tertutup kain jilbab. Aku mendesah tertahan kala bibirnya memagut salah satu titik sensitifku. Libidoku langsung naik. Apalagi tangannya mulai meraba-raba paha dan memekku yang sudah basah. Aku yang daritadi berpura-pura berontak mulai mendesah-desah. Meyadari aku yang pura-pura berontak membuatnya melepaskanku.
Aku tersenyum genit kearahnya.

“Nakal kamu ya…”ujarnya sambil menyergapku yang berdiri menantang. Dia lalu melumat bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar itu. Walaupun nafasnya bau namun naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.

Kemudian dia menurunkan kaosku dari kiri dan kanan pundakku sehingga tetekku terpampang dihadapannya.Dia cukup kaget setelah melihat gumpalan daging yang bulat, besar dengan puting kecoklatan.

“hhmmmm…, tetek Mbak sungguh besar, sudah lama bapak tidak merasakan ini,” katanya sambil meremas-remas tetekku. Berbeda dengan awal tadi yang cenderung kasar, kali ini dia dengan lembut menikmati tetekku. Dielus-elusnya sambil putingku dipilin-pilin. Aku hanya memejamkan mata sambil bersandar ke dinding kamarku. Kedua tetekku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku menikmatinya.
Mataku terbuka kala kurasakan sebuah benda basah menempel diujung putingku. Kulihat dia sudah mulai menggunakan mulutnya untuk melumat tetekku.
“Oouukkhhh..pak….terus……jilat tetekku…ouhhhh……..”. desahku sambil mengigit bibirku menahan gejolak didadaku.

“Senang ya bapak gigit seperti ini?”katanya sambil menggigit tetek kananku dengan pelan. Aku hanya mengangguk pelan dan makin kuat mengigit bibirku saking nikmatnya. Giginya yang bermain ditetekku membuatku makin melayang.
“hmmm…sungguh gempal dan padat, kencang sekali tetekmu…”katanya lagi sambil menarik-narik benda kenyal itu dengan mulutnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Tetekku merupakan titik paling sensitifku, jadi ketika mempermainkanya, kurasakan darahku mengalir dengan cepat. Puas mengerjai tetekku dia lalu melepaskan rok kainku sehingga aku telanjang total, kecuali kepalaku yang masih terbalut jilbab karena saat akan ku lepas dia menolaknya, katanya dia sebenarnya sangat ingin ngentot dengan mahasiswi berjilbab sepertiku. Matamya terbelalak melihat kepolosanku. Siapa sih yang tidak kagum melihat tubuh telanjang seorang gadis belia sepertiku. Apalagi kesexyan tubuhku kini terpampang jelas.
“Bagus ga, Pak tubuhku pak?” tanyaku sambil mengusap perutku. Dia hanya mengangguk pelan sambil matanya melotot kememekku. Aku yang memang gila pujian merasa senang sekali karena dia sangat menyukai keindahan tubuhku.

Lalu aku mengajaknya keranjang kamarku. Dia hanya mengikutiku dari belakang. Bra,CD dan bajuku dan juga bajunya yang tadinya terletak diranjangku, kubuang kelantai. Aku lalu naik ketempat tidur. Aku ingin memancing nafsunya sekaligus aku ingin melepaskan ke`liaran`ku. Maka kubuat tubuhku menungging kearahnya. Kuarahkan pantatku kearahnya seolah menantang untuk ditampar. Kepalaku kudaratkan dibantal, lalu pantatku kubuat lebih menungging. Posisiku yang menungging seperti itu membuat memekku bisa dilihatnya dari tempatnya berdiri. aku ingin melepaskan obsesiku yang telah lama kupendam, dimana aku dengan telanjang bulat memamerrkan keindahan tubuhku didepan orang lain. Kupamerkan memekku yang ditumbuhi bulu-bulu halus kearahnya. Matanya hampir copot melihat anak gadis berusia 20 tahun, cantik dan sexy menungging telanjang dihadapannya. Hal itu membuatku makin basah. Walau belum diapa-apain, tapi aku bisa merasakan kenikmatan yang tiada tara berpose bugil seperti ini.
Kugerakkan tanganku memanggilnya yang terbengong-bengong melihat kesintalan tubuhku yang siap menjadi santapannya. Seperti orang bodoh dia mendekat perlahan sehingga jarakku dan dia hanya tinggal setengah meter. Dia tidak tahu mau ngapain selain bengong melihat tubuh telanjangku.
“Pak…..”Desahku manja sambl menggigit bibirku kearahnya. Kuelus-elus pantatku sambil sesekali kuarahkan jariku menyelinap ke liangku. Aku berusaha menggodanya.

Kutarik tangannya untuk merasakan kehalusan kulit pantatku. Dia lalu mulai meraba-raba pantataku yang putih mulus bak pualam. Dielusnya juga kulit pahaku dengan tangannya yang kasar. Kasarnya tangannya sangat kontras dengan pantatku yang lembut. Punggungku pun kemudian menjadi persinggahan tangannya. Diraba dan dielusnya punggungku. Bahkan tangnya sesekali turun kebawah punggungku untuk meremas tetekku yang semakin ranum karena aku menungging. Bagian belakang tubuhku tidak ada yang luput dari rabaannya.

“sempurna sekali kulit,Mbak”. Katanya sabil menepuk-nepuk pantatku yang montok.
“Ayo Pak nikmatin aku sepuasmu. Kapan lagi bapak bisa merasakan kenikmatan bercinta dengan mahasiswi berjilbab sepertiku”Ujarku.
Puas meraba sekarang giliran lidahnya yang merasakan kelembutan kulit pantatku. Kurasakan air liurnya dipantatku bagian kanan. Dia menjilat-jilat pantatku dari kanan kekiri. lama kelamaan jilatannya pada pantat mulusku semakin turun.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, aku bergetar seperti kestrum listrik saat lidahnya menerobos liang sengamaku.

“Oooohhhh….aauuwww…….oookkkhhhh………….”desahku tertahan. Aku makin melebarkan pahaku untuk memberikan keleluasaan pada mulutnya untuk bergerilya. lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku. Aku menggigit bantal kala ujung lidahnya masuk semakin kedalam ke liang kenikmatanku. Lidahnya bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, sehingga aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Tidak ada komentar: