Senin, 04 Mei 2009

Polisi Muda (3)

Polisi Muda (3)



“Aaaiiikkkhh…… Terussshhh……oooohhh……hhhhhh…”

Aku hanya bisa merintih sat lidahnya menyeruak ke dalam liang memekku yang sudah sangat licin. Ditekankannya wajahnya ke selangkanganku hingga lidahnya semakin dalam menyeruak ke dalam memekku. Aku semakin menggelinjang saat lidah Bowo dengan nakalnya mempermainkan kelentitku. Sesekali ia menyedot kelentitku dan menyentil-nyentil kelentitku dengan lidahnya. Gila… tubuhku mulai mengejang dan perutku seakan-akan diaduk-aduk karena harus menahan kenikmatan.

Bowo sudah tidak peduli dengan keadaanku yang kepayahan menahan nikmat. Lidahnya bahkan semakin liar mempermainkan tonjolan di ujung atas liang memekku. Akhirnya aku tak mampu menahan gempuran badai birahi yang melandaku. Tubuhku berkelojotan. Mataku membeliak menahan nikmat yang amat sangat. Tubuhku melayang…

“Aaaaakkkhhh….hhhhh……teerrr……ruusssshhhhhh…ssshhhh ……aakkhh…aaakkhhhh……”

Tubuhku terus berkejat-kejat sampai titik puncaknya dan kurasakan ada sesuatu yang meledak di dalam sana. Tubuhku melemas seolah tak bertenaga. Aku hanya bersandar dengan lemas ke dinding kamar tanpa mampu bergerak lagi.
Bowo lalu berdiri di hadapanku.

“Bagaimana, Mae..?” bisiknya di telingaku.

“Oohhh…luar biasa…kamu hebbb …bathh,” desahku.

Masih dengan posisi berdiri dengan aku menyandar dinding, Bowo menyergap bibirku lagi. Bowo menempatkan dirinya di antara kedua pahaku yang terbuka lalu dicucukkannya batang kontolnya ke lubang memekku yang sudah sangat basah. Dengan tangannya Bowo menggosok-gosokkan kepala kontolnya ke lubang memekku. Tubuhku kembali bergetar. Aku mulai terangsang lagi, saat kepala kontolnya menggesek-gesek tonjolan kecil di memekku.
Dengan perlahan Bowo mendorong pantatnya ke depan hingga kontolnya menyeruak masuk ke dalam liang kenikmatanku.

“Hhmmmhhhh……hhhhhhhhh……”

Hampir bersamaan kami mendengus saat kontolnya menerobos memekku dan menggesek dinding liang memekku yang sudah sangat licin. Lidah kami saling bertaut, saling mendorong dan saling melumat. Tubuhku tersentak-sentak mengikuti hentakan dorongan pantatnya. Bowo terus menekan dan mendorong pantatnya menghunjamkan kontolnya ke dalam memekku dengan posisi berdiri.
Entah karena kurang leluasa atau kurang nyaman, tiba-tiba Bowo mencabut batang kontolnya yang terjepit liang memekku. Ia membalikkan tubuhku menghadap dinding dan ia sekarang berdiri di belakangku. Tubuhku sedikit ditunggingkan dengan kedua tangan menopang tembok. Dibentangkannya kedua kakiku lebar-lebar, lalu ditusukkannya kontolnya yang keras itu ke memekku dari belakang. Kali ini gerakanku dan gerakannya agak lebih leluasa.

Kedua tangannya meremas dan memegang erat pantatku sambil mengayunkan pantatnya maju mundur. Kontolnya semakin lancar keluar masuk liang kenikmatanku yang sudah sangat licin.

“Ughh….uugghhh…uuugghhhh……” Kudengar Bowo mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak.

Aku pun mengimbangi gerakan ayunan pantatnya dengan sedikit memutar pantatku dengan gaya ngebor.

Napasnya semakin menderu saat kulakukan gaya ngeborku. Kontolnya seperti kupilin dalam jepitan liang memekku. Nafsuku yang sudah terbangkit semakin mengelora. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawahku semakin menekan. Kugoyang pantatku semakin liar menyongsong sodokan gencar kontol Bowo.

“Terusss… Mmaaee…terusshhh…” Bowo mendesis-desis dan tangannya semakin kuat mencengkeram pantatku membantuku bergoyang semakin kencang.

“Aaarrrgggghhhh……aarrrgghhhhhh…. aakkkhhh…… ssay….sssaayaaa…….keluaaarrrrhhh,Mmaaee……eessssshh hhh….Hhhhhhhh……”

Kudengar Bowo menggeram saat kontolnya mengedut-ngedut dalam jepitan memekku. Aku pun merasa sudah di ambang puncak kenikmatanku. Kugoyangkan pantatku semakin liar dan akhirnya kuayunkan pantatku ke belakang menyongsong tusukan Bowo hingga kontolnya melesak sedalam-dalamnya seolah-olah menumbuk mulut rahimku. Aku seperti melayang begitu puncak kenikmatan itu datang mengaliri sekujur tubuhku.
“Oooouuuccchhhh….ssshhhhhh….aakhh…aakkhh…aaakkkhhh h….” Baru saja aku menikmati orgasmeku, kurasakan ada semburan cairan hangat dari kontolnya di dalam liang memekku.

Ccrrraattt…crrooott..crrrruutt…cccrroooottt..crott ..!! “Uughhh…ugghh…hhaahhh…hahhh…aaaahhhh…”

Banyak sekali cairan sperma Bowo yang tersembur menyiram rahimku, hingga sebagian menetes ke karpet plastik kamar tidurnya.

Kami tetap terdiam sambil mengatur napas. Tangannya memeluk dadaku dan kontolnya masih mengedut-ngedut menyemburkan sisa-sisa air mani ke dalam liang memekku. Akhirnya kami berdua menggelosor ambruk ke kasur kumal itu.

Kami berbaring dengan Bowo masih memeluk tubuhku dari belakang. Kontolnya yang sudah terkulai menempel di belahan pantatku. Kurasakan ada semacam cairan pekat yang menempel ke pantatku dari kontolnya. Aku tak tahu dengan kain apa Bowo menyeka memekku untuk membersihkan cairan sperma yang menetes dari labia mayoraku. Aku terlalu lemas untuk memperhatikan. Akhirnya aku tertidur kelelahan setelah digempur habis-habisan olehnya.

Aku tidak tahu berapa lama aku telah tertidur di kasur itu. Aku tersadar saat ada sesuatu benda lunak yang memukul-mukul bibirku. Saat kulirik aku terkejut ternyata benda yang memukul-mukul bibirku tadi adalah kontolnya yang sudah setengah ereksi.
Ternyata ia sedang berjongkok dengan mengangkangi mukaku. Tangannya memegangi batang kontolnya sambil dipukul-pukulkannya pelan-pelan ke bibirku. Begitu melihat aku terbangun, serta-merta Bowo memegang bagian belakang kepalaku yang masih berjilbab dan mencoba memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena bangun-bangun sudah disodori batang kontol laki-laki!! Gila. Aku pun tak mempunyai pilihan lain kecuali menyambutnya dengan mulut terbuka… Walaupun sedikit gelagapan, tentu saja aku melakukannya dengan setulus hati. Sedikit demi sedikit batang kontol itu semakin mengeras dalam kulumanku.

Beberapa saat kemudian Bowo membalikkan posisinya. Kontolnya masih kukulum dengan liar kemudian ia menundukkan tubuhnya dan wajahnya kini menghadap selangkanganku.

Dibentangkannya kedua pahaku kemudian lidahnya mulai bekerja menjilat dan melumat gundukan memekku. Aku semakin gelagapan karena merasa kegelian diselangkanganku sementara mulutku tersumpal kontolnya yang mulai membesar dan mengeras.

Aku ikut menyedot kontolnya saat Bowo menyedot kuat memekku. Kami saling menjilat dan menyedot kemaluan kami masing-masing dengan posisi wajah Bowo menyeruak ke selangkanganku dan wajahku dikangkanginya.

Aku semakin menggelinjang liar saat lidahnya mengais-ngais lubang anusku dengan menekuk kedua pahaku ke atas. Aku sangat terangsang dengan perlakuannya itu. Apalagi saat lidahnya dimasukkan dalam-dalam ke lubang memekku. Aku tak mampu menjerit karena mulutku tersumpal kontolnya yang teramat besar dan keras.

Tubuhku bergetar hebat menahan kenikmatan yang menyergapku. Bowo dengan ganas menjilat-jilat tonjolan kecil di lubang kenikmatanku dengan kedua tangannya membuka lebar-lebar labia mayoraku ke arah berlawanan. Aku tak mampu bertahan lama atas perlakuannya itu. Tubuhku mengejan dan kelojotan seperti cacing kepanasan. Lalu tubuhku tersentak selama beberapa saat dan akhirnya terdiam. Aku mengalami orgasme lagi dengan cepatnya.

“Mmmmhhhhhh……eeehhhhhmmmm……”

Bowo masih membiarkan kontolnya menyumpal mulutku sambil sesekali lidahnya menyapu-nyapu dinding vulvaku. Setelah aku mulai dapat mengatur napasku, Bowo menggulingkan tubuhnya ke samping dan menarik tubuhku agar naik ke perutnya. Ia bergeser ke arah dekat dinding dan menumpuk beberapa bantal di belakang punggungnya hingga posisinya kini setengah duduk.
Tubuhku ditariknya hingga menduduki perutnya lalu diangkatnya pantatku dan dicucukannya kontolnya ke lubang memekku. Dengan pelan aku menurunkan pantatku hingga batang kontolnya secara perlahan melesak ke dalam jepitan liang memekku. Aku menahan napas menikmati gesekan batang kontolnya di dinding lubang kemaluanku. Setelah beberapa kocokan yang kulakukan akhirnya amblaslah seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Kini aku duduk di atas perut Bowo yang setengah duduk dengan punggung diganjal bantal. Dengan tangan bertumpu dinding tembok aku mulai bergerak menaik-turunkan pantatku secara perlahan. Sementara itu tangannya mencengkeram pantatku membantu menggerakkan pantatku naik turun, mulutnya sibuk menetek dan memilin-milin putting tetekku, tak ketinggalan lidahnya disentil-sentilkannya dengan teratur pada putingku yang semakin mengeras.
Posisi di atas merupakan salah satu posisi favoritku. Karena dengan posisi ini aku dapat mengontrol sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifku dengan kontol laki-laki yang menancap keras di memekku.

“Aaaa……aaakkkkhhhhh… sssshhh… teerrr…rruuushhh……Wwooo…ooouucchhhh….hhhhhkkk…”

Aku mendesis-desis saat Bowo ikut mengimbangi goyanganku sambil kedua tangannya menekan kedua tetekku hingga kedua putingku masuk ke dalam mulutnya. Kedua putingku dijilat-jilat dan disedot-sedot secara bersamaan hingga membuat nafsuku meningkat secara cepat. Aku semakin liar menggerakkan pantatku di pangkuannya. Tubuhku kembali menggelinjang-gelinjang tak karuan dan kelojotan seperti terhantam aliran listrik.

“Terusshhh……teee…rrrusshhh … oooouuuccchhh……aaauuuhhhh……aaaaakkkkhhhhhhh……hhhoo ohhh…”

Aku semakin liar mendesis saat kurasakan sesuatu meledak-ledak, kuremas kuat rambutnya. Ssseerrrrrr…… “Hhhh…hhaahhhh…hhhaaahhh……mmmhhhhh….aaaahhhhhh….oo okkhhh….yyyaaaa….. sssshhhhhh…….” Tubuhku terasa terhempas ke tempat kosong lalu akhirnya aku ambruk di dada Bowo.

Bowo lalu bangkit dan berganti menindihku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya dari jepitan memekku. Bantal yang tadi mengganjal punggungku ditaruhnya untuk mengganjal pantatku hingga gundukan memekku semakin membukit. Aku yang sudah lemas kembali dijadikan bulan-bulanan genjotan kontolnya yang teramat keras.
Bibirnya tak henti-hentinya melumat bibirku dan pantatnya dengan mantap memompa kontolnya, menusuk-nusuk memekku dengan cepatnya. Kedua tangannya mengganjal bongkahan pantatku hingga tusukannya kurasakan sangat dalam menumbuk rahimku.

“Uugghh…ugghhh… putarrrhhh… Mmaaee…eeekkhhh……puttaa……aarrrhhh… uuugghhhhh…”

Kudengar Bowo mendengus memerintahku memutar pantatku.

Aku mematuhi perintahnya memutar pantatku dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada.

“Terruuussshhhhh…… terrusss……ssshhhhh… teerrr…oouugghhhh…….!!”

Akhirnya dengan diiringi dengusan panjang tubuh Bowo berkelojotan. Tubuhnya tersentak-sentak dan hunjaman kontolnya serasa menghantam sangat dalam karena didorong sekuat tenaga olehnya. Jilbabku diremas dan digenggamnya dengan kuat. Batang kontolnya berdenyut-denyut cepat dalam jepitan liang memekku.

Crottt…crott..crott… sseeerrrrr…… “Aaaarrgggghhhhh……aaaakkhhh…aakkhh…aakkhh…hhhhhhh… …”

Kontolnya menyemburkan cairan kenikmatan ke dalam memekku. Aku merasa ada desiran hangat menyembur beberapa kali dalam lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Tubuhnya masih berkelojotan untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam.

“Oouughhhh… Mbbaakkh… Mmaa…aaee….hhhh… hebattthhhh…” bisiknya di telingaku dengan napas yang masih ngos-ngosan.

Tubuh kekarnya ambruk menindih tubuh telanjangku. Kontolnya dibiarkannya tertancap erat dalam jepitan liang memekku. Kami berdua sama-sama diam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami raih.

Hari sudah semakin siang saat aku bangun dari kasur. Aku kaget saat mau kupakai celana dalamku ternyata sudah basah oleh lendir yang masih menempel. Rupanya tadi Bowo menyeka lubang memekku dengan celana dalamku! Sialan juga, terpaksa aku tidak memakai celana dalam.
Dengan memakai celana dan baju kemejaku aku keluar ke kamar mandi dan cebok membersihkan lubang kemaluanku dari sisa-sisa lendir sehabis persetubuhan dasyat tadi.

Aku baru saja mau berdiri dan menaikkan celanaku saat tiba-tiba Bowo yang hanya dililit handuk ikut masuk ke kamar mandi. Belum selesai membenahi celanaku lagi-lagi Bowo merangsekku di kamar mandi yang kelihatan kuno itu.

Diturunkannya lagi celanaku hingga sebatas lutut lalu didekapnya aku dari belakang. Bibirnya dengan ganas dan rakus menyibak jilbabku, menjilat dan mencumbu daerah belakang telingaku hingga gairahku mulai terbangkit lagi.

Melihat aku sudah dalam genggamannya, dilepasnya lilitan handuknya hingga ia telanjang bulat. Batang kontolnya yang sudah setengah keras menempel ketat di belahan pantatku. Aku sengaja menekan pantatku mundur hingga menggencet batang kontolnya semakin terbenam di antara kedua belah buah pantatku. Kugeser-geser pantatku dengan lembut hingga lama-kelamaan batang itu mulai mengeras lagi.

Setelah keras, dicucukkannya kontolnya ke celah-celah sempit di gundukan bukit kemaluanku lalu digesek-geseknya ujungnya ke alur sempit itu yang sudah mulai basah.
Sekali lagi kami bersetubuh dengan hanya menurunkan celana panjangku sebatas lutut dan Bowo menggenjotku lagi dengan posisi berdiri. Aku harus bertumpu pada bak mandi yang terbuat dari gentong tanah sambil setengah nungging sementara Bowo menggenjotku dari belakang sementara tangan kanannya dengan liar meremas-remas tetek kananku dan tangan kirinya menarik dan menjambak kuat kain jilbabku sambil sesekali jari-jari tangannya dimasukkan ke dalam mulutku, aku menghisap jari kekar itu dengan kuat sambil lidahku aku mainkan sama seperti waktu aku mengenyot kontolnya.

Dengan cepat ia menyodok-nyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam memekku , sambil kedua tangannya meremas dan memlintir kedua tetekku yang sudah menegang. Aku yang sudah diamuk birahi yang teramat dalam hanya bisa mengelinjang tak karuan. Akupun mendesah hebat tiap kali sodokan kontolnya yang begitu besar menghantam rahimku yang terdalam. Aku Cuma bisa mengerang kenikmatan sambil menggigit bibir bawahku, saking cepatnya sodokan kontolnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan yang mulai datang menderu dan untuk kesekian kalinya aku menggerinjal, tubuhku melengkung dan kepalaku yang berjilbab terdongak ke atas. Nikmat sekali. Ssserrrr……ssseerrrrr……

“Aaaaaa……aaakkhhhhhhh……aaakkuuu…kkkeeell……llluuuaa arrrr……
wooo… Okkkhhhhh……akh… akh… aakkhhh……ssshhhhhhh…hhhhhhhh……” Lolongku panjang

Melihatku berkelojotan dan mendesah-desah, membuat Bowo semakin bergairah mempercepat tusukan kontolnya, kontol itu menghujam rahimku lebih cepat dan akhirnya kesekian kali ia tusukkan teramat dalam kontol panjangnya ke dalam rahimku sembari menekankan pinggulku kuat-kuat ke arah pinggangnya. Ccrrooottttt…… croooooot… ccrroott…

“Uuugghhhhhhh……hhaaahhhhh……aaakkhhhh……leeggiitthhh h…bbaaanggeetthhh…Mmaaee…mmee…meekmuu…uuuukkhhhhh… …
hhhhhhhhhhh……hhhh……aakkhhh…aaahhhhhh…”

Ceracaunya dan rahimku benar-benar tersiram air kenikmatan yang teramat hangat. Tiba-tiba setelah tiga kali semprotan ke dalam rahimku, kontolnya yang panjang itu ia cabut dan sembari mengocok dengan tangan kanannya ia semprotkan kembali spermanya yang hangat itu ke mulut dan wajahku sambil tangan kirinya mendorong kepalaku yang berjilbab untuk menelan dan mengemuti kontolnya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa sperma yang ada. “Hhaagghh…hhaahh…haahhh…hhhhhh……”. Dengan gelagapan aku yang masih diamuk birahi kenikmatan langsung melumat dan mengenyot kontolnya sambil tanganku ikut mengurut batang kontol Bowo yang masih mengacung dengan kerasnya. Kujilat dan kutelan sampai habis semua spermanya, kusedot-sedot kuat kepala kontolnya sampai Bowopun menggelinjang geli dan nikmat. Iapun ikut menyeka sperma-sperma yang berceceran di jilbabku saking kuat dan banyaknya dan memberikannya kepadaku untuk aku jilati. “Uuuummmmhhh…Mae…kamu meem…bbuatkuu…melayang… mem…meek kamu…nnikk..mmaatthh…bangeettt…” Pujinya kepadaku sambil ngos-ngosan.

“Kontol kamu juga bikin aku selalu kelojotan Wo, manteb banget” Balasku sambil masih menjilat-jilat kontolnya yang sudah mulai lemas tapi masih keras itu.
“Kapanpun kamu mau, aku siap melayani kamu” Katanya menirukan slogan kantornya.
Setelah diam sejenak kamipun bergegas merapikan baju masing-masing dan tak lupa sedikit kubasuh dengan sabun jilbabku yang terkena tembakan peluru kenikmatannya tadi. Kemudian Bowo mengantar aku keluar sampai Pos Jaga di depan. Sebelum menaiki motorku pun ia sempat meremas gemas pantatku.

Gila. Polisi muda satu ini memang gila! Bagaimana tidak ia sanggup membuat aku merem-melek keenakan dengan kontolnya yang gagah itu! Aku pun jadi teramat ketagihan dibuatnya dan semenjak itu ia menjadi salah satu kontol cadanganku di saat aku membutuhkan semburan kehangatan lelaki.
Say 'Thank You!' for this post.

Tidak ada komentar: