Senin, 04 Mei 2009

Staff Admin untuk Rame-Rame 02

Staff Admin untuk Rame-Rame 02
Pada pengalaman yang aku ceritakan sebelumnya (Staff Admin Untuk Rame-Rame 01), bahwa Rofi masih harus melakukan pesta sex lagi untuk “shift” malam, setelah tertidur sampai jam 4 sore karena kelelahan. Karena letih Rofi tidur di ruang istirahat yang memang ada dikantor, dan cuma mengenakan kaos warna putih juga rok pendek yang berbahan tipis warna hitam juga mini tanpa bra dan celana dalam karena semua bra dan celana dalam milik Rofi dibawa oleh 6 laki-laki yang sudah menggaulinya sebelumnya.

Tanpa aku, Ari dan Heri sadari jam didinding sudah menunjukkan pukul 16.00, sudah sore dan Rofi masih tertidur tapi kemudian terdengar suara beberapa motor datang dan aku lihat 6 motor dengan 12 penumpang. Seingatku mereka adalah Tatang, Yan, Lor, Ri, Ton, Pe, Fan, Yam, Rep, Mot, Ka dan Du. Mereka segera menemui Ari dan Heri setelah menutup rolling door kantor. Mereka membicarakan Rofi kembali, semua yang datang saat itu ingin sekali menikmati tubuh Rofi. Dan setelah mendapat ijin dari Ari dan Heri ke dua belas laki-laki itupun segera masuk kedalam untuk mencari Rofi yang tertidur diruang istirahat.

5 orang masuk ke ruang istirahat untuk membangunkan Rofi yang tidur terlentang dengan rok yang tersingkap sehingga terlihat jelas paha mulusnya sedangkan 7 orang lainnya hanya melihat dari pintu ruang istirahat. Yan segera membangunkan Rofi dengan mengguncang-guncangkan tubuh Rofi. Rofi yang kaget tersentak bangun dan mendapati dirinya sedang menjadi tatapan 12 laki-laki yang menyaksikan roknya yang tersingkap. Segera Rofi membetulkan roknya tapi Tatang menahan tangannya dan menyerahkan bra serta celana dalam baru mini warna hitam kepada Rofi untuk dipakai dan menyuruhnya segera mandi dan segera merias diri. Entah apa yang dikatakan Yan kepada Rofi tapi Rofi menuruti apa yang dikatakan Yan.

Rofi memang menyimpan alat rias yang sering dipakai untuk berias dikantor. Ke 12 laki-laki tadi kembali menemui kami bertiga diruang tamu. Dan menunggu Rofi yang sedang membersihkan diri untuk berhias lagi. Sekitar 15 menit Rofi keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, kaos dan rok. Dan segera berias. Setelah selesai Heri memanggil Rofi untuk makan bersama, ternyata ada yang membawakan kami nasi Padang. Segera Rofi makan dengan ditemani Heri diruang kantor, sedangkan aku dan Yan makan diruang tamu. Ke 12 laki-laki tadi berbincang-bincang sambil tertawa-tawa. Semua lampu dikantor sengaja dinyalakan sehingga benar-benar terang benderang. 15 menit waktu kami makan dan selesai. Segera Yan memanggil Rofi untuk bergabung dengan kami diruang tamu. Dan dengan dibimbing Heri, Rofi menemui kami diruang tamu. Terlihat ke 12 mata laki-laki tadi memperhatikan Rofi tanpa berkedip. Cantik dan seksi memang Rofi dengan balutan baju seperti itu dan apa yang dipakainya dibalik baju benar-benar membekas ditubuhnya yang mungil.

Segera Rofi diberi tempat untuk duduk ditengah-tengah kami. Dan Heri segera mengatakan kepada Rofi untuk mulai membuka baju untuk telanjang dihadapan kami.

Tampak Rofi ragu untuk melakukannya tiba-tiba tangan Tatang dan Yan menarik Rofi untuk berdiri. Yan memegangi tubuh Rofi dari belakang sedangkan Tatang mengeksekusi tubuh Rofi dari depan dan diikuti Lor, Ri, Ton serta Pe. Ke 5 pasang tangan tadi menggerayangi seluruh tubuh Rofi dari depan. Dengan ganas tangan-tangan tadi meremasi payudara Rofi. Karuan Rofi meronta-ronta tapi mereka sama sekali tidak menghiraukan Rofi. Tangan mereka terus menjelajahi tubuh Rofi yang mungil. Dan setelah puas mereka segera melucuti pakaian Rofi mulai kaos dan roknya, sekarang Rofi cuma mengenakan bra serta celana dalam. Karuan saja tubuh Rofi yang setengah telanjang dan berdiri menjadi santapan mata kami semua. Terlihat wajah malu diraut muka Rofi, karena kini dia setengah telanjang dihadapan 15 laki-laki.

12 pasang mata laki-laki yang tadi datang memandangi tubuh Rofi yang setengah bugil itu melihatnya dari atas ke bawah, lalu ke atas lagi, lalu ke bawah lagi, sambil menahan air liur melihat kemolekan tubuh Rofi.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata “wah,mulus bener”.

“Oke banget ternyata badan Rofi kalau telanjang” timpal yang lain.

“Yuk digarap bareng-bareng”, mereka tertawa bersama2.

Yan kemudian melepas bra yang dikenakan Rofi dan karuan saja payudara Rofi yang berukuran 32 sekarang menggantung bebas tanpa penyangga dan segera menjadi rebutan 12 pasang tangan yang meremasnya. Setelah mereka menjelajahi payudara Rofi, Yan segera menurunkan celana dalam yang dipakai Rofi dan kini tubuh telanjang Rofi benar-benar tersaji di hadapan kami. Dan tanpa komando serta aba-aba, 12 pasang tangan dengan ganasnya meraba gundukan daging yang terselip di paha Rofi yang mulus. Mereka mempermainkan dengan jari vagina Rofi dalam posisi berdiri. Karuan saja Rofi menahan rasa geli yang amat sangat.

6 orang kemudian mengangkat Rofi ramai-ramai dan merebahkannya diatas sofa ruang tunggu dan memposisikan Rofi dengan kaki terkangkang lebar sehingga terlihat jelas vagina Rofi yang merekah merah. Dan seperti sudah terencana satu persatu mereka secara bergantian menjilati vagina dan klitoris Rofi. Sementara satu orang secara bergantian meremasi payudara Rofi dan satu orang lagi memasukkan batang penisnya kedalam mulut Rofi untuk dioral.

“Akhirnya malam ini aku bisa merasakan memek Rofi”, kata Lor sambil terus menjilati vagina dan klitoris Rofi yang mulai terangsang. Tangannya mengelus paha Rofi yang putih mulus. Sementara itu tangan Ri tidak berhenti meremasi payudara Rofi sementara Ton terus menjejalkan batang penisnya kedalam mulut Rofi.

“Ah..”, teriak Rofi tertahan ketika mulut Lor menjepit dan menyedot klitorisnya dengan kencang.

“Gila, kenceng banget tetek Rofi,” kata Ri diiringi sahutan tawa yang lainnya.

“Sedotannya juga mantap”, timpal Ton.

Tak lama, Lor, Ton dan Ri berganti posisi masing-masing, meremasi payudara, menjilati vagina dan klitoris juga menjejalkan batang penis kedalam mulut Rofi. Setelah 3 orang tadi dilanjutkan 3 orang lagi masih dengan gaya yang sama sedangkan kami yang lain menyaksikan adegan itu.

Setelah ke 12 orang tadi puas menyantap tubuh Rofi dengan gaya tadi, 2 orang diantara mereka menyingkirkan meja yang ada diruang tamu dan membersihkan karpet yang ada. Rofi pun diseret ke karpet yang sekarang terbentang dihadapan kami, dan dengan dipegangi oleh 4 orang dari mereka. Masing-masing memegangi 2 tangan dan 2 kaki Rofi. Kemudian Pe, mendekati Rofi dari sela-sela paha Rofi, kemudian meremas-remas payudara Rofi dengan tangan kanan, sambil tangan kiri mengelus-elus kemaluan Rofi.. Tangan kiri Pe tetap mengelus-elus sambil sesekali telunjuknya masuk ke kemaluan Rofi. Keadaan ini membuat Rofi menggelinjang. Kemudian Pe tampaknya sudah tidak sabar lagi ingin mencicipi tubuh Rofi, segera Pe membuka baju dan celananya. Tampaklah penisnya yang besar, yang membuat Rofi seperti berhenti bernafas. Rofi agak takut melihatnya. Milik beberapa laki-laki yang menyetubuhinya tadi siang tidak ada yang sebesar itu. Rofi pun memejamkan mata. Tak lama, Pe sudah meletakkan batang penisnya di pintu masuk kemaluan Rofi. Tak lama, Pe mendorongkan pantatnya dengan kasar sehingga penisnya bergerak menusuk kemaluan Rofi.

“Ah….” Rofi pun menjerit tertahan.

Pe malah keenakan. Ia merasa seperti dipijit-pijit oleh kemaluan Rofi.

“Wah, memang sudah ngga perawan Rofi. Tapi tetep peret kok hahaha”, kata Pe

Tak lama, seluruh bagian batang penis Pe masuk ke dalam vagina Rofi dengan sukses. Kemudian, Pe menggenjot Rofi dengan buasnya. Kepala Rofi menggeleng ke kanan dan ke kiri menahan sakit. Tubuhnya pun mengejang. Tapi hal itu malah membuat payudara Rofi terlihat semakin menarik. Tangan-tangan jahil pun berebut meremas-remas payudara Rofi.

Sementara Pe mengeksekusi vagina Rofi, yang lain memegangi tangan dan kaki Rofi. Pe yang sekarang sedang berada di atas tubuh Rofi semakin memperlaju genjotannya. Rofi-pun terlihat memejamkan matanya. Sementara semua laki-laki yang lainnya meremas-remas payudara Rofi dan meraba-raba bagian tubuh lainnya. Pe mempercepat genjotannya, dengan tangannya bertumpu pada payudara Rofi sambil meremas-remasnya.

Tak lama kemudian, Pe mencabut batang penisnya dari dalam vagina Rofi dan mengejan dengan menyemprotkan spermanya yg banyak ke dalam mulut Rofi. Karuan saja sperma yang banyak tadi sempat tertelan oleh Rofi dan sebagian meleleh dimulut Rofi. Tubuh Rofi segera dibersihkan dengan handuk dari sperma Pe yang berceceran.

Pria yang berikutnya maju mendekati Rofi.

“Sebentar”, kata Pe pada teman-temannya yang sedang memegangi Rofi.

Mereka pun membalik tubuh Rofi menjadi tengkurap, lalu memaksa Rofi untuk menungging sambil tetap memegangi tubuh Rofi. Posisi ini membuat payudara Rofi yang meskipun kecil menjadi terlihat lebih menggantung dan menantang. Hal ini membuat mereka meremas-remas kembali payudara Rofi. Payudara Rofi terlihat memerah karena remasan-remasan tersebut. Malam ini Rofi harus rela payudaranya diremas-remas oleh orang-orang yang ia sama sekali tidak kenal. Dalam posisi menungging, orang kedua yaitu Fan siap untuk melakukan eksekusi terhadap vagina Rofi. Fa mendekati Rofi dari belakang, kemudian membuka celananya, dan menyelipkan penisnya ke vagina Rofi lewat belakang. Rofi kembali meronta-ronta kecil, namun tak lama ia melenguh panjang ketika Fan memasukkan penisnya dan memompanya. Kekuatan pompanya makin lama makin kuat. Fan mengeksekusi vagina Rofi sambil meremas-remas payudara dan putting Rofi.

Yang lain ada yang menciumi pipi Rofi, dan termasuk menciumi bibirnya. Rofi sangat tidak berdaya malam itu. Tak lama kemudian, Fan pun mengalami ejakulasi. Dan seluruh spermanya dia tumpahkan diatas pantat Rofi.

Sudah 2 orang menggilir Rofi. Masih 10 lagi. Rofi sudah pasrah diperlakukan apa saja oleh mereka. Terbukti ketika mereka menelentanginya kembali, Rofi hanya bisa pasrah. Ia rasakan kemaluannya sakit sekali karena sebelumnya dia sudah melayani 6 laki-laki pada siang hari. Walau pun Rofi sudah tidak perawan, hal ini mungkin disebabkan oleh gesekan-gesekan yang terjadi sebelumnya antar penis pria-pria tersebut dan kemaluannya.

Kemudian salah seorang dari mereka, Yam kembali maju untuk mengeksekusi vagina Rofi. Kali ini Rofi dipaksa untuk menghisap batang kemaluan Yam. Rofi pun pasrah menghisap kemaluan Yam. Rofi hampir tersedak. Penis Yam tersebut terlalu besar untuk mulut mungilnya.
Kepalanya maju mundur menghisap batang kemaluan Yam. Sampai tak lama kemudian, Yam meringis dan mengejan. Rofi berusaha menarik kepalanya dari kemaluan Yam. Tetapi teman-teman Yam menahan kepalanya, sehingga seluruh spermanya pun tumpah di kerongkongan Rofi. Rofi terbatuk-batuk tersedak. Sementara pria-pria tadi tertawa puas. Kemudian Rofi pun digilir oleh yang lainnya sampai pagi. Dan masih ditambah lagi denga kedatangan 5 laki-laki lagi pada tengah malam. Jadi malam itu Rofi digilir oleh 17 laki-laki.

Selain digilir, Rofi pun mengalami pelecehan seksual yang tidak akan pernah dilupakannya. Rofi dipangku oleh orang-orang tersebut sambil diremas-remas payudaranya secara bergiliran. Kemudian Rofi disetubuhi sambil berdiri. Dan setiap orang disitu mendapat jatah lebih dari 2 kali. Rofi mengalami perlakuan yang sangat rendah oleh mereka. Mereka mencumbu Rofi semaunya. Meremas-remas, menghisap-hisap putingnya, menggigit, dan perlakuan-perlakuan lain yang diterima Rofi sepanjang malam itu sampai pagi. Rofi pun lemas kecapekan dan tertidur. Sampai paginya Rofi terbangun dalam keadaan telanjang bulat dengan dikelilingi pria-pria yang menyetubuhinya berada disekelilingnya. Rofi merasa badannya sakit semua, terutama bagian selangkangannya. Walau pun Rofi bukan perawan, tapi ia merasa sakit di selangkangannya. Tubuhnya pun penuh cupang dimana. Payudaranya pun demikian. Banyak terdapat bekas cupang dan bekas cakaran.

Belum sempat Rofi beranjak dari tempat itu, beberapa pria terbangun dan kembali mereka menyetubuhi Rofi lagi. Dan setelah semua pria tadi terbangun dan menggilir Rofi lagi masing-masing mereka membubuhkan tanda tangan disekitar vagina dan paha Rofi.

Setelah mereka semua puas Rofi pun memakai kembali bra, celana dalam dan pakaiannya yang sudah lecek, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Sopir Plus Plus - 02

Sopir Plus Plus - 02

“Auh.. Auh.. Auhh.. Ah.. Ahh”, tangannya mulai menjambak rambutku dan kadang ditekan-tekannya kepalaku agar teteknya mendapat kenikmatan paripurna. Sesek napas juga sih kalau kelamaan. Kucek selangkangannya. Woow, tambah basah. Kupegang tangan satunya lalu kuarahkan untuk mulai mengusapi dan memencet rudalku. Menurut dia.

“Kulum, Dear” Dengan menjatuhkan berat badanku sementara kakinya sudah mulai mengangkang, tangan kiriku keselipkan dibawah punggungnya, tangan kananku memegang tetek kanannya, maka kuserbu bibirnya tanpa ampun. Saling memilin lidah kami. Saling tumpah ludah kami. Sambil kusodok-kusodokkan burungku yang masih tersimpan dalam sangkarnya tepat di area tempiknya (memeknya). Gemes aku ingin memasukkan. Tapi ada kenikmatan juga ketika menyodok namun terhambat.

Meskipun agak sakit juga. Sensasi begini kadang lebih mengasyikkan ketimbang main masuk langsung. Terus kukulum, kuhisap, kujilat, ambil napas, lalu serbu lagi. Seperempat jam kami beradu mulut dan bibir. Setelah mengambil nafas sebentar kukulum hidung bangirnya. Kujilati. Aku hobi juga mengulum dan menjilati hidung-hidung yang mancung begini. Kadang kumasukkan (tentu saja tidak masuk, bego) lidahku ke lobang-lobangnya. Kakinya yang kanan mulai membelit, menumpangi kaki kiriku.

“Lepass baaju dann celanamuu..”

Kulepaskan ikatan ragawi kami. Turun dari ranjang untuk menelanjangi diriku. Polos. Kunaiki ranjang lagi. Kutempelkan penisku mengarah ke bawah memeknya sehingga dalam posisi masih bebas di luar liangnya. Kutindih lagi. Kunikmati setiap inchi tubuh halus mulusnya melalui kontak tubuh kami yang penuh. Kalau bisa tidak ada yang lolos. Kulanjutkan dengan adu ciuman. Kujilati dagunya, pipinya, kukulum kupingnya. Mendongak-dongak dia. Desahnya semakin kacau. Jepitan kakinya sudah dua sekarang. Tiba-tiba tangannya merogoh burungku. Ditekan-tekannya ke arah bibir liang.

Lalu, “slep..” Masuklah burungku. Kubiarkan berdiam diri dulu. Aku masih menikmati kontak total begini sambil menggeliat-geliat. Kuingin menikmati tekanan tetek-teteknya di dadaku lebih lama. Kuingin menikmati gesekan-gesekan antar paha, gesekan-gesekan antar perut, gesekan-gesekan antar kulit. Kupejamkan mataku agar indera sentuhku bekerja dengan sempurna dalam memberikan sarafku kenikmatan sebuah persetubuhan.

“Sooddook..” Tanpa rela kumelepaskan belitanku mulai kupompa memeknya dengan melengkung-lengkunkan pinggulku. Tangan kiriku menyusup di bawah punggungnya menggapai pinggir luar tetek kanannya, tangan kananku menyusup ke bawah menjangkau ujung memek belahan belakang.

Kujawil-jawil. Kaki-kakinya merangkul kaki-kakiku semakin erat. Digoyang naik turun pantatnya seirama dengan maju mundurnya sodokanku. Nafas-nafas kami dalam dan berat dalam mendukung kerja persetubuhan. Erangan-erangannya meningkahi sodokanku yang kubikin dalam-dalam. Sedalam mungkin. Suara kecipak cairan memeknya mengiringi maju mundurnya penisku yang memenuhi liang memeknya. Penuh. Diameter rudalku tak menyisakan sela. Padat dan kesat. Itulah mengapa nyonyaku jadi keranjingan.

“Cepetin.. Cepetin.. Nyoddookknyaa.. Aah.. Ahh..”

Aku terus menghujaminya bagaikan antan penumbuk padi yang terus bertalu-talu berirama konstan. Kuingin melesak lebih dalam lagi. Lebih jauh lagi. Urat-urat rudalku pasti sebesar-besar kabel listrik kalau bisa dilihat.

“Edaann.. Teruss.. Banggsaatt.. Jembbuut.. Konttoll.. Aahh.. Aahh.. Aahh.. Ayoo.. Genjott.. Teruss.. Teruss “

Kejorokan nyonyaku sudah tidak asing lagi di telingaku ketika persenggamaan sedang mendaki puncak. Akan menambah daya hentak dan meluapkan sensasi-sensasi paling primitif sang nafsu yang dimiliki makhluk hidup. Dengan cepat dan kasar kubalikkan tubuhnya tengkurap lalu buru-buru kusodokkan lagi rudalku ke memeknya melalui belakang. Kubelit lagi dirinya. Kususupkan kembali kedua tanganku menjangkau tetek-teteknya secara menyilang. Kuremas-kuremas dengan kasar. Kususupkan kepalaku di samping lehernya. Kuendus dan kuhisap leher jenjangnya yang wanginya telah pudar karena leleran keringat.

“Plak.. Plok.. Plak.. Plok..” bunyi pantatnya beradu dengan selangkanganku. Kurangsak. Klitorisnya lebih mudah kugasaki dari belakang. Kupercepat tonjokan-tonjokan ke klitorisnya. Semakin menggila dia.
“Bajingann.. Sopirr.. Dassarr.. Teruss.. Yah.. Yah.. Bangsat.. Kamuu.. Adduh.. Ennakk.. Uahh.. Uahh.. Auhh.. Ahh.. Eaarghh.. Mmpphh.. Ooh..”
Semakin cepat kedut-kedutan memeknya memijiti rudalku. Dan, “aahh.. Hh.. Aku keluaarhh.. Russ.”

Mengejang dia dan terangkat pantatnya kuat-kuat. Namun masih saja kugasaki sampai beberapa detik akhirnya menyemburlah pancaran magma dari rudalku.

“Jrrott.. Jroott.. Crrott ” Liangnya kupenuhi dengan semburan-semburan maniku. Lemas. Masih kutumpangi dia. Tersengal-sengal nafas kami. Kugesek-kegesekin hidungku ke lehernya.

****

Awal bagaimana akhirnya kami memadu asmara begini yaitu ketika setelah mengantar anak-anaknya sekolah. Ketika berangkat mengantar anak-anaknya sekolah nyonya duduk sama yang kecil di belakang. Yang gede di depan di sampingku. Mereka kelas 5 dan kelas 2. Cewek semua. Pada jalan pulang nyonya duduk di depan. Dia memintaku untuk tidak langsung pulang. Dimintanya aku masuk tol dalam kota. Kami berputar-putar beberapa kali.

Rupanya sudah agak lama dia sebenarnya ingin curhat. Berhubung nyonyaku membatasi pergaulannya sejak menikah demi suaminya, maka pergaulannya jadi amat terbatas. Sebatas keluarga dan para pembantu-pembantunya, termasuk aku sebagai sopirnya. Sehingga ketika nggak tahan untuk bercurhat maka akulah yang tersedia untuk menjadi sasaran tumpahan emosinya. Lebih mudah dan lebih terjaga kerahasiaannya karena dilakukan di luar rumah, sambil keliling-keliling seperti sekarang ini. Rupanya jatah dari tuan baik dalam bentuk perhatian maupun keintiman dirasanya kurang. Nyonya memaklumi kesibukan tuan, namun sebagai wanita yang masih kuat kebutuhan emosi dan biologisnya menuntut jatah yang normal ketimbang cuma sebulan sekali atau paling banter 2 kali. Tidak terus terang sih ngomongnya, tapi diserempetin.

“Kamu sama isterimu berapa kali dalam sebulan berkasih-kasihan, Rus?”
“Seminggu sekali atau ya bisa dua tiga kali, Nya.”
“Wah bahagia sekali dong isterimu ya.”
“Ya namanya kewajiban suami untuk membahagiakan isteri mau gimana lagi.”

Lalu diam seperti melamun. Waktu aku mau oper gigi persneling rupanya tanpa sengaja tanganku menyinggung pahanya. Baru kusadari rupanya nyonya duduknya agak mepet ke tongkat persneling. Aku minta maaf. Nyonya diam saja. Seerr juga aku sebenarnya. Tapi aku mana berani memikirkan kejadian barusan. Entah ini sudah putaran yang ke berapa tapi nyonya masih minta diputerin lagi. Kalau ada yang tahu berapa kali kami muterin Jakarta pasti mikir ini orang mau jalan-jalan tapi maunya irit ya. Sekali bayar tol tapi puas muter-muter. Ketika mau pindah gigi lagi aku sebenarnya sudah agak sungkan-sungkan tapi harus kulakukan karena aku sudah mengurangi kecepatan.

Semoga sudah geser duduknya. Eh lhadalah, kesenggol lagi. Busyet ini nyonya kayak nggak peduli atau sengaja. Sempet kurasakan tadi kalau yang kesenggol bukan kain, lebih halus dari itu, pura-pura nengok spion sebelah kiri maka dengan sudut mataku kucoba cari info apa yang sebenarnya kusenggol tadi apakah benar kulit manusia. Nyonyaku ikut nengok melihat spion kiri. Kesempatan dalam waktu sedetik kulihat ke lokasi persenggolan tadi.

Benar. Deg. Ternyata pahanya yang kesenggol tadi. Wah rok nyonya kok telah tersingkap. Sadar nggak ya dia. Kubiarkan. Ternyata rok yang dipakai ada belahan tinggi di sisi kanan, dan kini belahannya ternyata telah menyibakkannya diri sedemikian rupa sampai.. Pangkalnya. Deg. Deg. Wah. Eh secepat kilat nyonya membalikkan kepalanya ke arahku dan ada senyum tipis. Matanya menatapku tanpa sepatah katapun. Terus kembali lurus menatap jalan di depan.

“Nggak apa-apa kok” Modar kowe. Meriang panas dingin sekarang hawa tubuh yang kurasakan. Sebagai lelaki bangkitlah keberanianku mencandainya.
“Nggak apa-apa gimana, Nya?”
“Nyenggol-nyenggolnya tadi itu.”
“Maaf gak sengaja, Nya.”
“Sengaja juga nggak apa-apa.”
“Ah nyonya, mana berani.”
“Lho, inikan dikasih ijin. O enggak mau ya sama aku? Ya sudah kalo gitu”
“Wadduh Nya, mana ada lelaki yang sebodoh itu. Nyonya itu cantik banget. Saya minder di dekat nyonya, sungguh.”
“Ah masak sih.”

Tiba-tiba tangan kiriku diraihnya dan disentuhkan ke pahanya. Yang kesenggol tadi, ingat? Ehhm, kutatapnya dia. Saya balasannya. Mulai berani kugerakkan tangan kiriku yang beruntung itu, lebih menyerupai mengelus. Nyonyaku mulai bersandar. Agak dimajukan duduknya sehingga pahanya semakin mudah kujangkau. Coba kutelusuri menuju pangkal. Merem dia. Agak ke dalam lagi. Lalu sampai pangkal.

“Ah.” Lenguhan pendeknya keluar. Kuusap-usapnya pangkal pahanya, tempat sang memek bersemayam. Mendesah dia. Tiba-tiba tangan kanannya menerobos ke pangkalanku juga.
“Oh, gede punyamu, Min.”
“Bagilah dirimu denganku selain istrimu, maukan Rus?”

Aku diam. Semua ini terjadi mendadak. Lalu aku nafsu dan mengangguk. Dan kami terus saling mengusap sampai bocor bersama. Sebenarnya sejak kejadian itu dia menyatakan menyesal karena telah berbuat sejauh itu yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dia berjanji untuk tidak mengulanginya karena akan menyakiti hati suaminya dan isteriku kalau ketahuan nanti. Aku setuju. Tapi waktu jua yang akhirnya mengalahkan kami sesuai kodrat alam yang minta dipenuhi.

Akhirnya kami mengulanginya dan mengulanginya lagi sampai akhirnya benar-benar alat vital kami beradu. Pernah aku sarankan untuk mencari gigolo-gigolo saja yang tampan dan keren daripada aku yang hanya bagian dari kumpulan manusia kasar, jelek dan rendah. Dia hanya menggeleng. Mungkin dia ingin kerahasiaannya lebih terjaga kalau berhubungan dengan satu orang saja. Orang terdekatnya. Apakah demi status sosialnya atau martabatnya atau nama baiknya. Entahlah. Atau takut menjurus ke arah kecanduan, cenderung ingin mencoba-coba berbagai jenis pria. Entahlah. Atau memang sudah tercukupi kebutuhannya.

Entahlah. Atau memang bagian dari fantasinya, mencoba ekstrimitas, menikmati dunia-dunia kasar. Entahlah juga. Kalau aku jelas, sulit menghindari daya pikat wanita dari kelas yang jauh di atasku dan memiliki kecantikan yang bagaikan putri dari langit. Lalu kapan lagi. Hehe…

*****

Itulah waktu pertama kali ketika debut kami dimulai. Sopir yang memiliki tugas rangkap menembak nyonya majikan. Dengan dimulai kesenggol lalu menjadi saling meraba pangkal paha di mobil yang muterin Jakarta berkali-kali.

Tamat

Sopir Plus Plus

Sopir Plus Plus
Sopir Plus Plus - 01

Kadang aku bingung memahami kehidupan ini. Dulu waktu di desa sebagai bujang ngejar-ngejar wanita desa aja banyak yang menolak. Eh giliran sekarang jadi sopir pribadi malah dapat rejeki nomplok. Bisa numpaki dan ngeloni nyonya majikanku yang cuantiik buanget biar usianya sudah 35. Badan masih bagus, singset, kulit kuning mulus. Hidung mancung dan di bibirnya suka muncul bintik-bintik kayak keringat. Syeddapp. Dulu sebelum numpaki nyonya aku sering curi-curi pandang

Demi melihat hidung dan bibirnya itu. Dia tahu, tapi cuek. Pura-pura kali ya. Wanitakan suka ditatap penuh nafsu oleh laki-laki. Meskipun oleh sopirnya kayak aku ini. Memang sih suka menampakkan tampang tidak suka kayaknya sebal gitu lho, duluu kala, tapi aku nggak percaya kalau dia sama sekali nggak senang dan tersanjung. Naluri wanitakan sama. Mau babu, mau model iklan, kalau ada laki-laki yang memperhatikan berarti dirinya masih dinilai cantik. Wanita kalau nggak ada yang memperhatikan padahal sudah dandan habis-habisan bisa bete seharian deh. Merana. Mikirin dirinya yang sudah tidak menarik lagi (meskipun hanya sopir tapi saya pernah belajar psikologi wanita, dari buku yang kubaca di tukang loak ketika sambil menunggu tuan belanja waktu itu. He… he…

Nyonyaku katanya eks primadona kampus. Tapi namanya manusia, biar mantan primadona atau mantan pramuniaga kalau sudah digigit kesepian yang amat sangat sekali dan sudah tak tertahankan ya harus mencari solusinya. Boleh jadi orang disekitarnya bisa digoda pula. Ingat kasus nyonya muda Pondok Indah yang beradu syahwat sama pembantunya yang sudah tua? Awalnya suka membentak-bentak memarahi sang bapak pembantu rumah tangga itu eh lama-lama malah suka dan ketagihan dihentak-hentak oleh si bapak itu dalam gairah asmara yang ganjil.

Itulah dunia erotis, susah dicerna tetapi sebenarnya mudah diterima dengan suatu sudut pandang yang polos. Jadi teorinya sederhana saja sesungguhnya, bahwa yang namanya syahwat itu adalah suatu naluri dasar. Naluri yang dibawa manusia sejak lahir ke dunia ini. Dia belum mengenal adat, tata krama, hukum, dsb. Benar-benar murni. Setelah mulai menjadi dewasa maka manusia menjadi milik lingkungannya. Harus peduli sama lingkungan sosialnya. Padahalkan awalnya nafsu itu nggak ada kaitannya dengan ideologi, sosial, ekonomi, politik, budaya dan hankam segala deh (inget pelajaran SMP).

Nah lebih-lebih bila nafsunya itu ternyata memberi pengalaman kenikmatan yang tiada tara yang tidak didapatkan dari pasangan resminya. Wah tambah ketagihan deh. Lha yang awalnya diperkosa aja ada yang akhirnya bisa menikmati, apalagi bagi yang didasari sama-sama butuh. Para pelaku yang sudah pengalaman merasakan nikmatnya bersenggama pasti pusing deh kalau lama nggak digauli lawan jenisnya.

Emang sumpah nggak kepikir di benakku kalau aku orang yang jelek dan kampungan ini ternyata kebagian juga mendapat anugerah dalam bentuk wanita cantik. Yaitu bisa menikmati seluruh lekuk tubuh dan khususnya memek sang eks primadona yang wangi itu. Hehehe. Enak gila. Sudah gratis eh malah dihadiahin lagi. Nggak usah maksa. Nggak usah merayu. Nggak usah mikirin kasih makan. Nggak usah rebutan segala. Kebayang dulu ketika beliau masih mahasiswi, wah pasti seru ajang kompetisinya. Kayak AFI kali. Yang ngrebutin pastilah ada anak orang kaya, yang ganteng, yang bonafid, yang playboy, yang aktivis, yang jagoan olah raga, dan seterusnya. Tereliminasi semua bleh. Rugi mereka. Mending jadi sopir kayak aku ini nggak usah modal kuliah segala. Hihihi.

Sebenarnya aku kadang suka melamun (melamun adalah satu-satunya harta kekayaanku) mencari pemahaman mengenai keadaan ini. Siapa yang salah ya? Tuanku yang terlalu sibuk cari duit demi menyenangkan hati nyonya, atau nyonya yang nggak punya kesibukan (emang dari dulu dilarang tuan kerja karena bisnis tuan masih berjalan dengan baik bahkan cenderung meningkat pesat).

Sempet juga aku juga merasa kasihan sama tuanku kalau dia hanya mikirin bisnisnya melulu. Cari duit banyak-banyak maunya demi kebahagiaan istri eh malah istri jarang dinikmati alias banyak dianggurin aja. Tahu deh kalau di luar suka jajan atau nyimpen WIL. Tetapi kalau sampai nyimpen WIL segala apa ya maksimal pemakaiannya. Paling dipakainya pas lagi refreshing, itupun kalau sempet. Bisnismen itu pasti lebih banyak sibuk ke bisnisnya ketimbang ngurusin lain-lainnya. Gitu kali. Tapi yang penting prinsipku: urusan atas adalah kewajiban tuanku (mulut yang dikasih makan), urusan bawah (vegy yang dikasih semprotan) adalah jatahku.

Adilkan? Menurut kaca mataku sih orang-orang sibuk kayak tuanku itu mending memperistri babu. Kalau capek pasti dengan suka rela mau mijitin. Nggak banyak protes. Siap mendengar keluh kesah setiap saat tanpa berani menyela. Menurutku lhoo. Nah yang cantik-cantik kayak nyonya dan mudah kesepian itu jodohnya ya laki-laki yang punya banyak waktu luang untuk memperhatikan dan siap sedia setiap saat kalau dibutuhkan. Misalnya sopir kayak aku ini. Huahahaha. Tapi masuk akalkan? Gimana nggak masuk akal.

Orang seelite tuan pasti sudah biasa ketemu wanita kelas tinggi yang cantik-cantik. Karena sudah biasa maka ya jadi biasa. Lha orang kayak aku ini kan selalu melotot dan melongo melihat wanita-wanita sekelas nyonya. Pasti bawaannya kagum dan kagum melulu. Melamun sepanjang hari gimana bisa ngentot dengan wanita-wanita kelas ini. Sama halnya dengan nyonya, bergaul sama laki-laki berkelas pasti sudah biasalah. Yang jarang adalah bergaul dengan laki-laki kasar.

Pasti menimbulkan khayalan erotis untuk bersenggama dengan para lelaki kasar, yang berotot, ngomong sembarangan, berpeluh kalau bekerja, hidupnya cuma untuk hari ini, dan bla-bla. Pastilah menimbulkan empati campur sensasi begitu. Hahaha.

Nah gara-gara sering diminta melayani nyonyaku yang hobi kesepian itu aku dimanjain dengan hadiah-hadiah mahal. Kadang-kadang sih. Misal dibeliin baju, sepatu, minyak wangi dan sebagainya yang bermerk. Sekarang aku kenal baju merk Arrow, kata orang sih harganya ratusan ribu. Tapi aku nggak berani pakai kalau lagi ada tuan, nanti ditanya kok bisa beli baju mahal. Masak mau nggak makan setengah bulan demi beli baju semahal itu. Kan bisa ketahuan, kasihan nyonya. Aku sih paling dipecat. Lha kalau nyonya dicerai? Apa ya mau ikut aku jadi istri keduaku. Pasti enggak mau. Memang lucu juga ya. Urusan perut sama bawah perut bisa demikian jauhnya. Tapi nggak apa-apa. Mendingan begini.

Jauh lebih menguntungkan bagiku. Dikasih tapi nggak dituntut. Kayak bintang sinetron yang dituduh memperkosa seorang cewek, disebarluaskan di media massa. Coba kalau yang memperkosa cuma tukang ojek, preman, kuli, atau sopir nggak bakalan diberita-beritain besar-besaran sama korban. Nggak usah dituntut kawin cukup laporin polisi aja (atau malah dipetieskan aja kasusnya). Lha, apa malah nggak enak. Kalau mau dipenjara ya nggak masalah. Nggak punya apa-apa ini kecuali kolor. Dibiarkan bebas ya lebih asyik bisa cari yang lebih ranum lagi. Enak juga sebenarnya yah kaum ‘nothing to lose’ alias kaum yang cuma bermodal nafas ini. Hehe.

Tiba-tiba lamunanku dibubarkan secara sepihak oleh nyonya.

“Rusmiin.. Hayo sore-sore gini sudah bejo (bengong jorok) ya. Kebeneran, sini masuk kamar, Dear”

Tugas sampingan sudah memanggil-manggil. Syeddaapp. Kebetulan kami dua hari ini lagi nginep di villa keluarga di daerah puncak. Tuan seperti biasa lagi urusan ke luar kota. Anak-anak nyonya pada mau ujian jadi mereka harus belajar di rumah. Ibunya beralasan mau menengok villa-nya dan kebun buah-buahannya. Berdua saja kami ini. Makanya nyonya berani teriak-teriak semaunya ketika mau ngajak ML. Kulihat nyonya sudah pakai daster tipis putih dan sedang duduk di pinggir ranjang. Kaki kanan diangkat di bibir ranjang sementara yang kiri menyentuh lantai. Waduh seksi sekali Yayangku ini.

“Wah sudah nggak sabaran yah Yang?”
“Iya tahu, mau cepetan dirudal ama penismu yang nggak kira-kira gedenya itu. Ayyoo cepetan sinnii. Jangan sok maless gitu aah..”

Aku emang kadang suka menggodanya dengan berlagak malas melayaninya. Kalau udah gitu kemanjaan nyonya suka muncul.

“Iya deh, mau apa dulu nih Say?”
“Jilatin seluruh tubuhku tanpa tersisa. Ini perintah..!”

Lalu dasternya telah merosot ke bawah secara kilat. Seperti biasa kalau sudah siap tempur nyonyaku nggak pakai CD dan Bra. Sudah polos total. Dia tengkurap. Aku mendekat. Kumulai jilatan dari ujung jari kaki.

“Ehm”

Belum apa-apa. Pelan-pelan sekali kujilat dan kuhisap jari-jarinya satu per satu. Telapak kakinya. Betisnya yang berbulu agak jarang dan panjang-panjang. Bikin naik darah.

“Emh..” Mulai ada reaksi. Pindah ke kaki satunya.
“Emh..” Lagi ketika tiba di betis.

Kuteruskan ke arah paha belakang. Permainan semacam ini memang perlu kesabaran tersendiri. Di samping itu juga membantuku untuk tidak cepat naik selain membantunya untuk mulai warming up duluan. Oh ya perlu kuberitahu, sejak aku didayagunakan begini jadi rajin minum jamu kuat kalau enggak wah bisa remuklah aku. Kuat banget dan tahan lama sih nyonya mainnya.

“Ahh.. Hemhh..”

Begitu bunyi mulutnya ketika lidahku mulai mengusap pangkal pantatnya (Mau enggak ya tuan disuruh begini ama nyonya? Mungkin inilah kelebihanku mau apa aja. Biarin, gratis dan ueennakk ini. Hehehe.) Kubikin lama dalam melulurin area x, kubikinnya libidonya memuncak lebih cepat. Kupercepat sapuanku. Kuselingi dengan sodokan-sodokan memasuki celahnya.

“Aauuhh.. Auuhh.. Auuhh.. Ruuss..”

Mulai kepanasan dia. Basah. Kuremas-kuremas pantatnya yang montok putih mulus. Lalu kujulurkan tangan kananku menuju punggung. Kuusap sejenak terus menukik melesak ke bawah, teteknyalah sekarang sasaran sentuhanku.

“Buussyyeet.. Ruuss.. Pentil.. Ooh.. Ya.. Yaa.. Pentilku diusap.. Ussaaph.. Ahh “

Aku merambat naik dan kukangkangi dengan sedikit merapat. Tidak kontak ketat. Gesekan-gesekan burungku yang masih dalam sangkar celana sengaja kuarahkan ke pantatnya. Kujilati pinggang, punggung, pundak, leher, belakang telinga.

Dan, “aahh balikk..” Nyonya membalikkan badannya.

Sebenarnya aku sudah enggak tahan mengulum bibirnya. Penisku sudah demikian kencangnya. Tapi ya sabar dah. Belum ada perintah selain menjilat sih. Kumulai menjilati leher depan, turun ke ketiak yang licin, ke lengan, telapak tangan, jari, ke dada. Di sekitar itu aku berlama-lama. Kuputari gunung kembarnya bergantian. Kiri-kanan. Kiri-kanan. Diselingi mengisep pentilnya.

Staff Admin untuk Rame-Rame 01

Staff Admin untuk Rame-Rame 01
Ketika menyaksikan Berita TVOne dan menyaksikan pembawa berita dari biro Surabaya yang bernama Hentty Kartika, aku teringat wajah staff adminku. Wajah dan potongan rambut Hentty Kartika sama persis dengan wajah staff adminku bahkan kalau boleh dikatakan mirip dan kembar, dengan potongan tubuh yang juga kira-kira sama, mungil.

Aku mencoba menceritakan kejadian yang benar-benar aku alami. Tapi disini aku coba samarkan nama Tokoh dan tempatnya. Dan untuk menjaga kejadian yang tidak diharapkan dikemudian hari aku minta untuk tidak mencantumkan alamat email ini.

Perkenalkan aku, Danang, laki-laki, 30 tahun, bekerja disalah satu Perusahaan Pembiayaan (leasing) PT.KF, lokasi di kota T di Propinsi Jawa Tengah dan menjabat sebagai Kepala Kantor (unit). Ada tiga staff dikantorku yaitu Ari, laki-laki, 27 tahun, sebagai staff kolektor; Heri, laki-laki, 27 tahun, juga staff kolektor dan staff adminku yang merupakan satu-satunya perempuan dikantorku, Rofi, 24 tahun, lajang.

Kondisi kantorku, menghadap jalan raya, sebelum masuk halaman parkir dengan luas 6X10 meter harus melalui pintu gerbang yang tidak selelu kami buka sepenuhnya paling kami buka selebar sepeda motor bisa masuk. Bangunan kantor kami ditutup dengan rolling door dari aluminium karena dinding depan kantor kami adalah dinding kaca tebal yang dilapisi dengan lapisan kaca film gelap jadi hanya kami yang bisa menyaksikan suasana diluar tapi dari luar tidak bisa melihat kondisi didalam. Masuk keruang tamu seluas 6X4 meter terdapat ruang tunggu dengan sofa lengkap dengan bantalnya. Sekat antara ruang tamu dengan ruang kantor juga dinding kaca tebal dengan tembok setinggi kurang lebih 1,5 meter. Ruang kantor seluas 6X15 meter terdapat meja kerja kami bertiga lalu meja meeting yang terdapat ditengah ruangan kemudian ada ruang untuk istirahat agak dibagian belakang kemudian kamar mandi dan dapur yang bersebelahan dan diujung ruangan agak tersembunyi dari pandangan ada pintu yang menuju halaman atau bagian belakang kantor yang menuju jalan perkampungan dengan akses menuju warung-warung atau pasar. Biasanya jika saatnya mau makan dan istirahat kami melalui pintu tadi untuk cari makanan.

Cerita ini berawal sekitar bulan Maret 2006 diawal bulan dimana kantorku mendapat staff admin yang baru karena admin yang lama mengundurkan diri karena menikahdan ikut suaminya yang PNS pindah kekota lain.

Pagi itu datanglah admin baru kami, Rofi, dengan gambaran yang sudah aku ceritakan sebelumnya, dia sangat cantik bagi kami yang memang jarang melihat wanita cantik di kota kecil seperti kota tempat kantorku bekerja.

Satu bulan berjalan sejak Rofi datang dikantor ku suasana semakin segar dan tidak membosankan karena selalu ada canda setiap hari antara kami berempat. Dan suasana seperti itu sangat bisa mencairkan suasa tegang dan kami bisa lebih bebas dalam bercanda. Sampai gurauan kami kadang menjurus kemasalah seks.

Hari itu Rabu, seperti biasa kerjaan dikantor sepi sedangkan tagihan sedang susah karena banyak nasabah yang minta tempo pembayaran. Kami berempat seperti biasa duduk-duduk dikantor. Aku, Ari dan Heri baru selesai membuat kopi karena udara terasa dingin maklum kota kami berada didaerah pegunungan. Ari dan heri duduk dikursinya sendiri-sendiri, sedangkan Rofi sedang menyelsaikan laporan-laporan dengan komputer. Ari menyalakan rokok sedang Heri sibuk dengan ponselnya, berSMS ria. Sesekali Rofi melihat ponselnya karena ada SMS yang masuk,beberapa kali Rofi membalas SMS tadi dengan wajah agak muram dan sedikit terlihat malu.

Beberapa saat berlalu dan terjadilah kejadian yang tidak aku duga sama sekali dan aku hanya bisa terdiam menyaksikannya .

Heri langsung memeluk Rofi dari belakang. Ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Rofi yang jenjang, tengkuk indah itu memang hari itu terpampang tanpa penghalang karena rambut Rofi memang dipotong pendek. Entah karena apa, Rofi hanya manut saja membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Bahkan lebih dari itu!

Kini Heri dan Ari mulai melucuti pakaian Rofi satu demi satu. Mulai dari blazer, blouse kemudian celana panjang ketat putih yang dipakai Rofi kini berceceran di lantai. Kini tinggal bra dan celana dalam warna putih saja yang melekat di tubuhnya.

Heri dan Ari tertegun memandangi tubuh Rofi yang setengah telanjang itu, beberapa saat mereka membiarkan Rofi dalam keadaan seperti itu, mereka menikmati dulu pemandangan Rofi yang setengah telanjang berdiri dihadapan mereka sambil mengerjakan pekerjaan kantornya sambil sesekali tangan Heri dan Ari bergerilya diselutruh tubuh Rofi yang putih muluskadang jari-jari mereka menyelinap dibalik bra dan celana dalam Rofi sebelum kemudian Heri memerintahkan Rofi untuk membuka semua sisa penutup tubuhnya hingga tak lama kemudian Rofi telah benar-benar telanjang bulat. Rofi hanya berdiri pasrah di hadapan Heri dan Ari. Sungguh sangat cantik Rofi dalam keadaan polos seperti itu. Rofiyang memiliki wajah baby face dengan kulit yang benar-benar putih bersih, dengan payudara yang boleh dibilang tidak besar (Bra size 32C) dengan tinggi badan yang hanya sekitar 160 cm, belahan bukit kembar dengan puting susu coklat kemerahan itu menggelantung bebas dan berguncang lembut mengikuti irama nafasnya. Turun ke bawah terdapat perut yang rata dengan rambut tipis di pangkal pahanya yang tidak begitu lebat hingga samar-samar terlihat belahan bibir bawahnya yang berwarna merah muda.

Heri dan Ari kini tidak sabar lagi, buru-buru mereka melucuti pakaiannya sendiri hingga kini Heri, Ari dan Rofi sama-sama telanjang bulat. Heri dan Ari segera menghampiri Rofi yang masih berdiri dipinggir meja kerjanya sekali lagi mereka menjamah semua bagian tubuh Rofi yan kini telanjang bulat mereka bermain-main dulu dengan benda-benda pribadi milik Rofi,payudara,pantat,dan belahan daging yang terselip di paha. Heri segera membimbing Rofi ke arah meja kerjanya dan merebahkan tubuh Rofi terlentang di atas meja. heri segera berdiri di samping meja sebelah tubuh Rofi dan membenamkan wajahnya ke dalam belahan payudara Rofi. Mulutnya dengan gemas menciumi kedua pucuk puting susu Rofi bergantian. Lidahnya ikut mempermainkan kedua putingnya sambil kedua tangan Heri meremas-remas kedua bukit itu terus-menerus.

Sementara itu Ari dengan tak sabaran membuka kedua selangkangan Rofi lebar-lebar, dan menemukan belahan bibir mungil yang ada diantaranya. Dengan jari-jari tangannya ia membuka belahan bibir itu hingga menganga dan segera menjulurkan lidahnya ke dalam untuk menjilati bagian dalam dinding vaginanya. Tubuh Rofi menggelinjang dan dari mulutnya keluar suara dan desahan nafas tertahan setiap kali lidah Ari menyapu setiap permukaan dinding yang sekarang mulai basah. Dan ketika lidah Ari menemukan sebongkah daging kecil di bagian atas liang itu dan menggelitiknya, tak tertahankan lagi tubuh Rofi menggelinjang lebih hebat dan ia mengerang tertahan.

Hanya beberapa saat saja Ari membenamkan wajahnya di selangkangan Rofi dan Ari sudah merasakan bahwa vagina Rofi sudah sangat basah. Maka Ari tak membuang kesempatan, ketika Heri sedang sibuk menciumi bibir Rofi dan meremasi kedua payudaranya, Ari dengan tergesa-gesa merenggangkan kaki Rofi lebar-lebar, dan menekankan kejantanannya ke dalam liang senggama yang sudah sangat siap menerima penetrasi itu. Maka dengan mudah Ari mendorongkan miliknya sampai masuk semua ke dalam vagina Rofi disertai dengan pekik tertahan yang keluar dari mulut Rofi, tidak begitu jelas memang karena mulutnya tersumbat mulut Heri.

Dengan posisi berdiri dipinggir meja kerja Rofi kini Ari mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur menekan bagian bawah perut Rofi. Ia dengan leluasa memompa tubuh Rofi yang terlentang di hadapannya. Sementara kedua kaki Rofi diangkat dan diletakkan di atas pundak Ari, hingga ia bisa menekan lebih dalam lagi dengan posisi seperti ini.

Sementara Heri yang mulai merasa tidak leluasa mencumbui Rofi karena badan Rofi yang selalu berguncang-guncang mengikuti gerakan pinggul Ari, mengalah dan duduk di sofa sambil menonton adegan itu, sambil sekali-sekali tangannya mempermainkan batang penisnya sendiri yang sudah sejak tadi berdiri tegang.

Hampir sepuluh menit berlalu dari saat Ari melakukan penetrasi pertamanya ketika ia makin mempercepat dan memperkeras goyangan pantatnya hingga makin membuat Rofi mengerang tak berkesudahan, dan tiba-tiba Ari mencabut batang penisnya dari dalam vagina Rofi, tubuh Ari mengejang di atas tubuh Rofi. Ia menyemburkan air maninya diatas perut Rofi dengan derasnya. Beberapa saat kemudian setelah nafasnya mulai teratur kembali, Ari memisahkan diri dari tubuh Rofi dan berjalan ke arah kursi dan duduk di sisi Heri.

"Wah, luar biasa Rofi....!" katanya sambil menyalakan sebatang rokok.
"Giliranmu Her..." katanya sambil menoleh ke arah Heri.
Heri yang sejak tadi sudah tidak sabar, segera berdiri dan berjalan ke arah Rofi yang masih terlentang di atas meja kerjanya. Bahkan posisinya sampai sekarang belum berubah, kedua belah kakinya masih mengangkang lebar, hingga tampak terlihat jelas bibir bawahnya yang masih membengkak dan menganga.

Heri menarik tubuh Rofi dari atas meja kerjanya hingga kini Rofi terduduk di kursinya, wajahnya persis menghadap ke selangkangan Heri yang berdiri di depannya. Dengan sekali rengkuh ia menarik kepala Rofi dan mejejalkan batang penisnya ke dalam mulut Rofi. rofi sekarang melakukan oral pada Heri. Rofi terlihat jago dalam hal satu ini langsung membuat Heri merem melek keenakan. Ia sesekali mengerang, "Aahh... Jago sekali Rofi nyedotnya, kamu musti nyobain Ar!" Heri berkata sambil menoleh ke arah Ari yang sedang duduk dikursi mengumpulkan tenaga.

Rofi yang terduduk dikursinya terus memainkan bibir, mulut dan lidahnya untuk mempermainkan batang penis Heri. Caranya ia menghisap kepala penis yang makin lama makin licin dan berubah warna menjadi merah tua keunguan itu pasti tidak pernah dilupakan oleh Heri. Belum lagi kepalanya yang ikut bergerak-gerak maju mundur mensimulasikan gerakan senggama kepada batang penis yang berada di dalam mulutnya itu.

Entah sudah berapa lama Rofi mengulum penis Heri, ketika akhirnya Heri melepaskan diri dan menarik tubuh Rofi berdiri dan menariknya ke pinggir meja kerja Rofi menghadap Ari. Lalu dari belakang Heri memasukkan batang penis miliknya ke dalam vagina Rofi dengan sekali sentakan halus hingga amblas seluruhnya ke dalam. Terasa benar liang itu sangat licin dan hangat. Dan kemudian Heri mulai mengerakkan pinggulnya maju mundur sementara kedua tangannya memegang pinggul Rofi untuk membantu menggoyangkannya berlawanan dengan arah gerakan pinggul Heri yang maju mundur. Kemudian Heri mengangkat kaki kanan Rofi dan meletakkannya diatas meja dan dengan posisi anjing kencing sekarang vagina Rofi makin terbuka dan Heri semakin kencang dalam menggoyangkan pinggulnya maju mundur membombardir vagina Rofi.

Stamina Heri sungguh bagus, hampir sepuluh menit ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan disertai hentakan-hentakan kasar. Rofi benar-benar mengerang-erang tak berkesudahan digagahi dengan cara seperti itu. Nikmat, geli dan kadang-kadang ngilu bercampur jadi satu. Apalagi batang kejantanan Heri termasuk besar hingga terasa sekali benda itu begitu penuh dan menguak lebar vaginanya.

Tiba-tiba Heri memisahkan diri dan menarik tubuh Rofi dan memaksanya berjongkok di hadapannya, ia kemudian menjejalkan kembali batang penisnya ke dalam mulut Rofi, hampir bersamaan dengan itu Heri memuntahkan air maninya ke dalam mulut Rofi. Air maninya menyembur dengan deras sekali dan tidak tertampung oleh mulut Rofi yang mungil hingga meluap keluar, meleleh ke dagu dan menetes ke bawah membasahi belahan payudaranya. Bisa dipastikan sebagian air mani itu pasti telah tertelan oleh Rofi, dan ketika akhirnya Heri mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Rofi, muntahan air mani itu segera berhamburan keluar dari dalam mulut Rofi karena memang sangat banyak dan Rofi tidak sanggup menelan semuanya. Kini wajah bagian bawah Rofi berlepotan lendir lengket berwarna putih susu.

Sehabis itu, masih dalam keadaan telanjang Ari dan Heri kemudian membimbing Rofi ke dalam kamar mandi untuk memandikannya. Kedua laki-laki itu membersihkan semua lendir yang berada di selangkangan dan wajah Rofi sambil memandikannya. Namun kemudian, kedua laki-laki itu sekali lagi menggagahi Rofi di pintu kamar mandi bergantian. Sekali lagi Rofi digilir di pintu kamar mandi dalam keadaan berdiri menghadap keluar kamar mandi pertama oleh Ari, dan ketika Ari selesai mencabut batang penisnya ia langsung digantikan oleh Heri yang juga langsung memasukkan batang kejantanannya dari belakang tanpa pemanasan lagi. Baru sesudah Heri selesai, mereka benar-benar memandikan Rofi sampai bersih sebelum kemudian mereka kembali berpakaian dan kembali duduk dikursi mereka masing-masing sambil menyalakan rokok. Aku hanya terdiam menyaksikan kejadian itu dan sambil memperhatikan Rofi yang kini memunguti kembali pakaiannya, bra dan celana dalam untuk kembali dikenakan. Terlihat raut wajah lelah Rofi setelah disetubuhi Heri dan Ari. Sesaat setelah semuanya terhening Heri menceritakan siapa Rofi sebenarnya. Ternyata Rofi memang gadis yang bisa dipakai seperti itu bahkan sebelum masuk kekantorku Rofi juga sudah seperti itu. Hal itu ternyata diiyakan oleh Rofi. Dan ketika Heri dan Ari mengetahui hal itu merekapun ingin measakan tubuh Rofi dan hari itu keinginan mereka kesampaian.

Hari Sabtu, biasa kami hanya masuk sampai jam 12 siang kemudian pulang. Dan hari itu adalah hari santai karena tidak banyak pekerjaan yang kami kerjakan. Jam menunjukkan pukul 09.30, kami berempat sedang berbincang seperti biasa dikantor sambil diselingi gurauan dan tertawa. Terlihat Rofi sambil mengerjakan pekerjaannya di depan komputer.
Singkat kata, aku diajak duduk di ruang tamu oleh Ari dan Heri sementara Rofi melanjutkan pekerjaannya, pintu antara ruang tamu dengan ruang kantor sengaja dibiarkan terbuka lebar. Heri mengatakan kalau hari ini Yan Dan Ganung dari leasing AF akan datang berkunjung sekedar main. Kami bertiga pun duduk menunggu. Sekitar seperempat jam kemudian terdengar suara motor datang ternyata mereka berdua, Yan dan Ganung. Setelah mempersilahkan mereka duduk kamipun melanjutkan pembicaraan tentang kantor kami masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara Ari yang tanpa sungkan-sungkan meminta Rofi melepas pakaiannya. Hari itu Rofi mengenakan kaos biru ketat dan celana jeans yang juga sangat menggambarkan keindahan lekuk tubuhnya yang mungil. Sesaat kemudian terlihat Rofi sudah berdiri dipintu antara ruang tamu dengan ruang kantor sambil bersandar memandang kami berlima yang duduk di sofa ruang tamu. Kemudian Heri danAri berdiri menghampiri Rofi dan mereka langsung menggerayangi sekujur tubuh Rofi yang disandarkan ke tembok. Tangan Heri dan Ari segera melucuti semua pakaian luar yang dikenakan Rofi hingga Rofi kini cuma mengenakan bra dan celana dalam mini warna biru. Yan dan Ganung cukup terkejut ketika melihat Rofi untuk pertama kalinya dalam keadaan setengah telanjang hanya mengenakan celana dalam plus bra, jelas kedua potong pakaian dalam itu menunjukkan kemontokan pantat serta payudaranya. Yan dan Ganung seperti terperangah dengan kemolekan tubuh Rofi yang mungil setengah telanjang.
Seperti telah mendapat kode dari Ari dan Heri, Yan dan Ganung segera menghampiri Rofi yang kini berdiri dalam keadaan setengah telanjang.
Sesaat kemudian Yan mulai memeluk dan menciumi Rofi dari belakang. Ganung yang berjongkok memulai mencium dari paha kemudian ke pantat, sedangkan Yan meremas-remas payudara Rofi serta menciuminya, sementara Ari dan Heri memilih duduk kembali di sofa sambil menonton kedua rekannya mengeroyok Rofi. Tidak tahan hanya melihat Rofi memakai celana dalam dan bra, Ganung mulai menarik celana dalam mini Rofi dari belakang dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga sekarang pantat Rofi yang montok jelas terlihat. Pada saat yang sama, Yan melepas bra Rofi hingga kedua buah payudara Rofi menggelantung bebas tanpa penghalang lagi dan segera disambut oleh Yan dengan menjilat-jilat puting susunya.

Sesaat kemudian Yan melepas semua bajunya dan kemudian mengangkat tubuh molek Rofi ke atas sofa ruang tamu. Sementara Ganung menyambut tubuh Rofi di atas sofa. Rofi terlentang di sofa dengan kaki terbuka lebar, kepalanya sekarang berada di pangkuan Ganung. Rofi merintih-rintih karena kemudian Yan menjilati dan menghisap klitorisnya. Tampaknya tubuh Rofi tidak bisa menolak kenikmatan yang diberikan Yan, tak berapa lama kemudian vagina Rofi yang sekarang sudah cukup basah dengan mudah menerima penis yan. Kaki Rofi diangkat, dilingkarkan ke tubuh Yan pada saat dia menggoyang naik turun.

Kira-kira lima menit, Yan mempercepat goyangannya dan tiba-tiba mencabut penisnya dari dalam vagina Rofi. "Tunggu dulu, aku belum mau keluar. Kamu terlalu cantik untuk dilewatkan sesaat, jadi harus dinikmati dengan waktu yang cukup lama.."

Yan kemudian mengangkat tubuh Rofi dan memposisikannya doggy style dengan perut diganjal bantal sofa ruang tamu dan pantat menghadap ke atas. Sekarang keindahan pantat Rofi benar-benar terlihat, tidak satu orang pun yang tidak terangsang melihat Rofi pada posisi tsb. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Yan membimbing penisnya masuk ke dalam vagina Rofi yang masih basah dan tampak berwarna pink muda. Kedua tangan Yan memegang pantat Rofi, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Yan mengelus-elus pantat Rofi dan sesekali meremas payudara Rofi dari belakang.

Beberapa menit kemudian, Yan kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Rofi. Jadi sekarang persis seperti naik kuda lumping, kedua tangan Rofi dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama. Akhirnya Yan tidak lagi bisa mempertahankan, dia lepaskan batang penisnya dari dalam vagina milik Rofi dan memuntahkan spermanya diatas pantat Rofi Rofi disertai erangan kenikmatan. Tampak cairan putih kental berceceran diatas pantat Rofi cairan putih tsb mengalir ke paha Rofi dan menetes di atas sofa. Beberapa detik kemudian tiba-tiba badan Yan didorong oleh Ganung, "Gantian dong, sekarang giliran aku...."

Rofi dibimbing masuk ke dalam kamar mandi . Ganung dengan bersemangat membersihkan tubuh Rofi, terutama di bagian kemaluannya. Ganung yang sudah telanjang bulat dengan penis tegang, meminta Rofi untuk melakukan oral sex. Rofi menuruti saja kemauan Ganung, bahkan dia memperlakukan batang penis Ganung seperti ice cream batangan yaitu dengan menjilati bagian kepala penis dan dilanjutkan dengan 'deep troath'. Aku sudah menceritakan bagaimana lihainya Rofi dalam permainan ini, hingga tidak usah dijelaskan lagi bagaimana nikmat yang dirasakan oleh Ganung dengan pelayanan Rofi seperti itu. Rofi kemudian disetubuhi Ganung dengan berdiri dari belakang di pintu kamar mandi. Kedua tangan Ganung meremas-remas payudara Rofi, sedangkan pinggulnya bergoyang dengan cepat. Goyangan ini bertahan selama hampir sepuluh menit, sebelum akhirnya dicabut. Pada saat bersamaan Rofi diposisikan berlutut menghadap Ganung. Sekali lagi Rofi melakukan oral sex, tapi kali ini tidak lama. Hanya dengan beberapa hisapan, penis Ganung menyemburkan isinya ke dalam mulut Rofi serta wajahnya. Rofi kembali menelan air mani, kali ini dari penis Ganung. Sama seperti tadi, sebagian air mani ini juga meluap keluar dari dalam mulut dan berlepotan di wajahnya.

Ganung kemudian meneruskan membersihkan badan Rofi dan akhirnya membimbingnya keluar kamar mandi. Ari yang rupanya telah membongkar isi tas kerja Rofi menemukan celana dalam mini warna merah dan bra merah cadangan serta blazer+blouse juga rok span warna pink yang sengaja dibawa Rofi. "Ayo sekarang kamu pakai celana dalam sama bh juga baju sama rok yang ini dan menunggu kedatangan teman-teman kita yang lain." perintah Ari pada Rofi.

Ari, Heri, Ganung dan Yan sekarang duduk berhadapan dengan saya di ruang tamu. Mereka mengajak saya kembali ngobrol mengenai perusahaan. Aku sangat terkejut ketika melihat Rofi dari pintu yang terbuka , dalam keadaan telanjang bulat dia mengenakan pakaian yang diminta Ari. Rofi tampak begitu seksi dan merangsang dengan keadaan telanjang seperi itu.

Beberapa saat terdengar lagi suara motor yang datang. Ternyata Santo dan Hadi dari leasing F. Segera mereka duduk bergabung dengan kami sementara itu didalam ruang kantor Rofi sudah selesai berpakian. Dan sekali lagi setelah mendapat kode dari Heri dan Ari, Santo dan Hadi pun segera menghampiri Rofi yang sedang berdiri diruang kantor sehabis selesai berpakaian dan sekarang menggunakan blazer+rok span dengan warna senada yaitu pink. Memang sangat indah tubuh Rofi terbungkus pakaian kerja seperti itu karena benar-benar mencetak seluruh lekuk tubuhnya belum lagi cetakan celana dalam yang membekas di roknya yang span diatas lutut. Rofi sebelumnya pernah bertemu dengan Santo dan Hadi karena mereka berdua memang sering main ke kantorku.

Santo dan Hadi segera mendekati Rofi yang telah mengetahui kedatangan mereka. Selanjutnya Santo dan Hadi berada di samping kiri dan kanan Rofi menciumi lengan dan meremas-remas payudaranya. Masih dari celah-celah pintu, aku bisa melihat sekarang Santo dan Hadi merebahkan Rofi di meja meeting yang lebar. Santo menciumi bibir Rofi sambil meremas payudara sedangkan kepala Hadi menghilang di didalam rok dibawah selangkangan Rofi sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat.

Heri mengajak aku masuk ke dalam ruang kantor untuk mengambil buku daftar nasabah. Saat masuk ke dalam ruang kantor, aku dapat melihat dengan jelas Santo sedang melepas bra Rofi dan Hadi sedang menarik ke celana dalam Rofi yang mini perlahan-lahan seperti ingin mendapatkan kejutan dari balik celana dalam Rofi. Setelah selesai menelanjangi Rofi, Santo langsung menghisap puting susu Rofi yang sebelah kiri. Bahkan bisa aku lihat dengan jelas, puting susu Rofi sudah ereksi menjadi bengkak dan meruncing. Tanpa rasa apa-apa aku terus saja berjalan melewati meja meeting tempat berlangsungnya adegan antara Santo, Hadi dan Rofi dan langsung membuka laci di samping kiri di mana Rofi sedang terlentang dan dikerubuti Santo dan Hadi yang juga sudah sama-sama bugil. Dari dalam laci aku mengambil sebuah buku daftar nasabah. Kemudian aku serahkan pada Heri yang menunggu di belakangku sambil melihat Rofi yang mendesah-desah dikerubuti oleh Santo dan Hadi.

Ketika aku beranjak melewati meja meeting untuk keluar dari ruang kantor, Santo menghisap-hisap serta meremas payudara Rofi, Hadi masih dengan beringas menciumi serta menyedot vagina Rofi. Rofi tampak biasa saja, bahkan seperti menikmati kejadian tersebut. Matanya tampak setengah terpejam sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Santo yang sedang terbenam di dadanya. Sementara tangan satunya lagi berada di atas kepala Hadi. Sesekali dia merintih keenakan karena rangsangan pada klitoris dan payudaranya.

Aku dan Heri kembali duduk diruang tamu sementara di dalam ruang kantor Rofi sedang disetubuhi. Masih dengan pintu yang terbuka lebar, sehingga tampak dengan jelas bagaimana Rofi dalam posisi doggy stye sedang menghisap penis Santo sedangkan dari belakang Hadi menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya menepuk-nepuk pantat Rofi. Suara mereka pun terdengar dengan jelas.
"Ooh gila.. memek Rofi benar-benar basah dan menggigit. Belum pernah sebelumnya aku merasakan yang seenak ini. Mujur benar Danang mempunyai admin seperti ini, tapi sayangnya saat ini kita yang menikmatinya.. he.. he.. he.." desah Hadi.
"Hisapannya cukup kuat, pandai sekali Rofi nyepongnya," balas Santo.

Selama lebih setengah jam mereka berdua secara bersama-sama menyetubuhi Rofi, berbagai macam posisi mereka coba. Mulai dari doggy style, women on top, berdiri dan ketika Santo tak bisa bertahan lagi dan menyemburkan maninya ke dalam mulut Rofi, kemudian mereka bertukar posisi. Kembali dengan doggy style, Kini Santo yang menggasak Rofi dari belakang, sementara Hadi menjejalkan penisnya ke mulut Rofi untuk dibersihkan, sampai akhirnya diakhiri dengan gaya Rofi duduk membelakangi Santo yang sesaat kemudian Hadi kembali menyemprotkan air mani ke mulut Rofi yang mungil. Santo pun juga mengalami klimaks dengan mengeluarkan isinya ke dalam mulut Rofi juga. Namun rupanya Hadi belum puas, ia menarik kepala Rofi untuk menghisap penisnya yang mulai loyo. Rofi menuruti saja permintaan Hadi tsb. Dengan wajah yang masih penuh dengan sperma, Rofi melakukan oral sex lagi beberapa saat sebelum Santo dan Hadi kemudian membimbing Rofi masuk ke dalam kamar mandi, Rofi kembali dibersihkan tubuhnya dari ceceran sperma di vagina maupun di wajahnya.

Pada saat Santo dan Hadi menyetubuhi Rofi diatas meja meeting datang lagi dua tamu sekarang Tatang dan Joko dari leasing AMFF. Tampaknya Tatang dan Joko yang juga menyaksikan aksi tsb dari ruang tamu sudah terangsang dari tadi. Buktinya setelah saling memberi isyarat dengan mata antara Santo dan Hadi, Tatang dan Joko sekarang menuju kamar mandi dan mengeringkan tubuh Rofi yang sudah bersih dan segar dengan handuk. Santo dan Hadi memakai baju kembali dan keluar menemui aku, Heri, Ari, Ganung dan Yan diruang tamu.

Tatang dan Joko segera membimbing Rofi yang kini masih telanjang keluar dari kamar mandi dan menuntunnya menuju ruang tamu menemui kami bertujuh. Tatang dan Joko kembali menggauli Rofi sambil disaksikan dengan jelas kami bertujuh diruang tamu. Tatang langsung mengangkat tubuh Rofi dan meletakkan di sisi sofa ruang tamu. Tatang memposisikan Rofi menungging dengan tangan berpegangan pada pundak Joko yang duduk di sofa, kemudian Tatang memasukkan penisnya dari belakang. Sementara Joko yang duduk menghadap Rofi menciumi wajah dan payudara Rofi bergantian.

Tak berapa lama kemudian, tubuh Rofi merosot ke bawah, kepalanya menangkup di selangkangan Joko dengan melakukan oral pada penisnya, sementara Tatang tetap menggoyangkan pinggulnya maju mundur dari belakang. Dan ketika telah selesai menyemburkan air maninya diatas pantat Rofi, Joko langsung membopong tubuh Rofi dan memangkunya. Rofi sekarang duduk di atas pangkuang Joko, dengan mudah batang penis Joko menyelusup ke dalam vagina Rofi. Rofi dengan sukarela menggoyangkan pinggulnya naik turun di atas pangkuan Joko dengan kedua belah tangan berpegangan pada pundak Joko. Tidak puas dengan posisi menghadap Joko kini Rofi diputar dengan penis Joko yang masih menancap dalam vaginanya dan sekarang posisi Rofi membelakangi Joko. Kembali Rofi bergerak naik turun dan bergoyang-goyang dipangkuan Joko. Melihat payudara Rofi yang bebas terguncang-guncang maka Ari, Heri, Santo, Hadi, Tatang dan Yan berebutan meremasi payudara Rofi dan ikut membantu merangsang klitoris Rofi yang jelas terlihat disaat penis Joko merangsek masuk dalam vaginanya dengan jari-jari mereka. Karuan saja Rofi meracau tidak karuan karena keenakkan dan sangat terangsang. Beberapa lama kemudian Joko membopong tubuh Rofi yang sudah keletihan itu dan meletakkannya di atas sofa ruang tamu sebelum kemudian menindihnya dan mulai menggerakkan kembali tubuhnya naik turun.

Tatang ketika melihat Joko sedang menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh Rofi yang sekarang telungkup di atas sofa ia jadi kembali terbangkit nafsunya, maka ia pun kembali mengocok penisnya hingga menegang, dan ketika Joko selesai, tanpa basa basi Tatang pun segera naik di atas tubuh Rofi yang kini telah lemah lunglai. Rofi hanya pasrah saja tubuhnya dibolak-balik sesuka hati oleh Tatang sambil terus disetubuhi sampai pada akhirnya Tatang mencabut penisnya dari vagina Rofi dan menjejalkan ke mulut Rofi, bertepatan dengan memuntahkan air maninya ke dalam mulut Rofi. Air mani itu muncrat dan berlepotan ke seluruh wajah Rofi setelah sebagian tertelan. Baru sesudah Tatang menyelesaikan hajatnya, kelihatannya mereka cukup puas melampiaskan semua nafsu birahinya terhadap Rofi. Rama-ramai Ari, Heri, Hadi, Yan, Tatang dan Joko menggotong Rofi, masing-masing tangan dan kaki Rofi dipegangi dan diangkat menuju kamar mandi. Dan ramai-ramai dikamar mandi mereka berenam memandikan Rofi yang sudah terlihat sangat lelah. Tapi ternyata mereka belum selesai sampai disitu kini Rofi diposisikan menungging sambil menghadap tembok kamar mandi dan bergantian mereka berenam membenamkan batang penis masing-masing kedalam vagina Rofi tapi sekarang mereka lakukan dengan cepat dan saling bergantian menunggu giliran. Sampai Rofi tidakkuat lagi berdiri dan terduduk lemas dilantai kamar mandi. Baru setelah itu mereka meningglkan Rofi sendiri dikamar mandi.

Jam didinding kantor menunjukkan pukul 13.30, tidak terasa waktu jam pulang sudah terlewat lebih satu setengah jam karena kejadian itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Santo, Yan, Tatang, Joko, Hadi dan Ganung meninggalkan kantor kami sambil membawa semua celana dalam dan bra Rofi. Sekarang tinggal kami berempat dikantor, aku saksikan Rofi terlihat sangat lelah setelah hari itu disetubuhi enam laki-laki. Supaya tidak terlalu letih aku suruh Rofi untuk beristirahat didalam ruang istirahat. Rofi menuruti perintahku karena memang kecapaian. Setelah merebahkan diri diatas kasur Rofi langsung tertidur. Sedangkan aku, Ari dan Heri menunggu sambil mengobrol diruang tunggu. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00, sudah sore dan Rofi masih tertidur diruang istirahat dan masih mengenakan kaos serta rok tapi tanpa bra dan celana dalam. Tiba-tiba terdengar suara beberapa sepeda motor memasuki halaman parkir,aku lihat ada enam sepeda motor dengan masing-masing dua orang penunggang jadi ada dua belas orang dan semuanya laki-laki dan sebagian besar aku tidak mengenal mereka cuma beberapa yang pernah bertemu dengan aku tapi akutidak hafal nama mereka. Dua diantaranya adalah Tatang dan Yanyang tadi sudah kemari. Mereka langsung menemui Ari dan Heri dan sempat aku dengar pembicaraan mereka mengenai Rofi. Setelah mendapatkan kode dari Heri kedua belas orang tadi masuk menuju ruang istirahat mencari Rofi yang masih tertidur dan kebetulan saat itu posisi tidur Rofi terlentang dengan rok yang agak menyingkap padahal Rofi tidak memakai celana dalam. Dan dengan buasnya mereka mengangkat Rofi keluar. Dan ramai-ramai mereka kembali menelanjangi Rofi. Akhirnya malam minggu itu Rofi disetubuhi dua belas laki-laki secara bergantian yang sesekali diselingi dengan istirahat dengan salah satu mereka keluar untuk membeli makanan dan kembali lagi dengan membawa lima laki-laki, jadi total malam itu tubuh Rofi yang mungil menjadi santapan segar tujuh belas laki-laki. Yang aku ingat mereka baru selesai sekitar jam 5 pagi harinya, dan malam itu aku, Ari dan Heri tidak pulang kekost kami karena ikut menyaksikan pesta sex gila dikantorku.

Dua tahun sudah aku pindah kota dan pindah kerja, dari informasi yang masih aku dapatkan dari Ari dan Heri, pesta sex itu masih sering dilakukan dan kini makin banyak laki-laki yang menikmati tubuh Rofi dengan gratis tapi terkadang beberapa diantara mereka datang main kekantor sambil membawakan Rofi oleh-oleh dan mengenai Rofi yang bisa disetubuhi sudah sangat menyebar di kota itu. Rofi sempat berbicara dengan Ari dan Heri untuk keluar dan pindah dan kembali kekotanya, karena disanapun Rofi indekost didekat kantor. Entah bagaimana sekarang kelanjutannya aku belum mendapat kabar terbaru dari Ari dan Heri.

Nikmatanya Tidur Dengan Pembantu dan Baby Sitter

Nikmatanya Tidur Dengan Pembantu dan Baby Sitter
Hai nama saya andi, Saya mengucapkan terima kasih yang mereply dan membaca kisah sex saya dengan paini (baca cerita paini, si pembantu pemuas nafsu)
nafsu). Sesuai dengan janji saya, saya akan menceritakan kisah sex saya dengan ina, baby sitter paman saya yang ada di Ibukota. Ina ini
mukanya cantik sekali, rupanya menurut saya telah mengalahkan pembantu saya, paini. Tetapi, kalau masalah badan, Paini tetap nomor satu.
Sejak saya memerawani paini, dia menjadi lebih care dengan dirinya seperti mencukur bulu kakinya, memakai body lotion, menggunkan cutex,
meminum jamu perapet vagina biar liangnya tetap memuasaka aku, menggunakan bedak untuk vaginanya, pintar berdandan, bahkan yang tadinya risih
dengan payudaranya sekarang dia merasa bangga dengan payudaranya, sekarang dia menggunakan gel untuk mengencangakan dan membesarkan
payudaranya serta menggunakan penyangga dada agar pertumbuhan dadanya terarah dan biar tambah kenyal. Rupanya cara ini terbukti, Dari Cupnya
B, sudah berubah menjadi C, sehingga ukuran Branya sekarang 36C, serta tambah kenyal (sangat-sangat kenyal) sekali bila saya meremasnya, dan
apabila melewati jalan berbatu atau polisi tidur, para pria tidak lagi melihatnya karena payudaranya terlihat seperti batu tidak bergoyang
karena menggunakan penyangga payudara dan sikapnya berubah, dari yang Ndeso, sekarang ia percaya diri. Dia juga tidak menggunakan Bra lagi
karena saya larang dan seluruh CDnya saya suruh buang dan saya belikan G string Dia sudah mempunyai keahlian tarian erotis yang ia pelajari
dari Video porno yang saya sering pinjam dari teman saya. wah, sangat membanggakan. tetapi dia tetap santun dengan kedua orang tuaku serta
tetap sayang dengan adikku, kalau ada orang tuaku, dia selalu menggunakan baju yang tebal agar tidak ketahuan tidak menggunakan bra dan
apabila kedua ortuku pergi dalam waktu yang lama, dia menggunaka pakaian seksi yang belikan (lebih cocoknya colongan) pakaian ketak, tipis,
belahan dadanya kelihatan minim-minim seperti tanktop, rok mini atau lainya. serta biasanya saya diberi tarian erotis olehnya serta Ngesex
senganya. Tidak hanya paini berubah, sayapun begitu, kehidupan saya menjadi teratur dan teroganisir. saya rajin menggunakan senam kegel agar
bisa tahan lama.
sekatang kita fokus lagi ke ina, dia adalah orang sunda, terlihat dari logatnya apabila dia berbicara. dia sudah kerja di rumah paman saya 1
tahun. usianya 17 tahun. usia muda dan tentunya nikmat untuk ditiduri juga. tingginya lebih tinggi sedikit dibandingkan paini. payudaranya
juga proporsional dengan tubuhnya dan dia sangat cantik, cuman dia lebih gelap daripada paini(karena rajin pake body lotion). ya kulitnya
indonesian banget lah. mukanya sayu dan bibir yang pink tanpa lipstik dan selalu basah karena suka digigit olehnya. kalau saya melihat dia
sedang gigit bibirnya membuat saya jadi berfantasi mencium bibirnya atau di anal olehnya ohhhh. tapi jujur, pantat ina lebih bulat dan besar
daibandingkan paini. Saya baru mengenalnya ketika pamanya beserta istrinya datang jauh-jauh kerumahku hanya untuk silaturahmi dengan seorang
gadis berseragam putih yang sedang menggendong anak dari paman saya. Paman saya adalah orang arab yang punya usaha restoran di jakarta, paman
saya ini punya bujet tinggi. tetapi dia alim dan rendah diri. sebut saja namanya pak amad. ketika saya melihat dirinya, dia langsung
menundukan kepalanya dan langsung bermain dengan bayi itu dan menginap selama 3 hari. saya punya feeling bahwa gadis ini pemalu berat.
rupanya feeling saya ini benar, ketika saya berusaha mendekati dirinya, dia langsung menjauh dan ketika saya bertanya namanyanya. dia
mengucap dengan kata yang sangat simpel “ina” dengan lirih dan langsung menjauhiku. Apa dia takut dengan saya?. kemudian saya menugasi paini
untuk “menginterogasi” dia. Tapi kalau paini. dia bicara dengan lancar. tentunya paini memberikan pertanyaan terselubung untuk mengetahuinya.
Rupanya dia memang malu ke saya. selama di rumah saya, dia tidur bersama paini di kamar pembantu dan saya nguping di balik pintu yang ditutup
oleh paini.
“ina, kok kamu tadi diajak bicara sama mas andi kok takut sih?, mas andi nggak gigit kok”
“hihihi, kamu bisa aja deh”
“trus kenapa toh?”
“saya malu sama mas andi”
“kok malu sama mas andi?”
“nggak tau, kalo saya dekat denganya, saya jadi “ndredeg” (nervous) nggak tau kenapa”
“Ooo gitu to, kamu naksir sama mas andi ya?”
“enggak sih, lagipula dia apa mau sama gadis desa kayak saya ini”
“Eee jangan gitu dong”
“ni, kamu kan udah lama tinggal disini kan?”
“iya, kirakira udah 3 tahunan lah”
“berarti kamu tau sifatnya mas andi dong”
“iya, emang kenapa?”
“mas andi tuh sifatnya gimana?”
“baik hati, tidak sombong, wah pokoknya teratur deh, eh tapi kok kita bicarain mas andi sih?, kamu naksir ya”
“nggak, nggak sama sekali”
“yang benerrr?”
“iya”
“haah(menguap) aku ngantuk ,aku bobo duluan ya, kamu nggak bobo?”
“nggak, nanti aja. aku mau ngasih minum ke majikanmu. met bobo ya”
kemudian saya lari kedapur dan paini tentunya juga ke dapur karena saya suruh juga kedapur. kemudian saya suruh dia berbalik badan dan saya
peluk dia dari belakang sambil kedua tangan saya meremas payudaranya. spontan penis saya naik dan saya gesekan ke pantatnya
“gimana tadi interogasinya say?”
“oh iya mas rupanya…..”
“(saya potong ucapanya) iya tadi aku nguping”
“tadi mas nguping to sshhh?” katanya sambil mendesah
“iya, makasih ya kamu muji saya”saya berkata sambil bibir saya mengecup lehernya
“ah, saya kan cuma berkata apa ada nya sshhh geli mas” katanya sambil mendesah
“tapi kamukan ngasih positif ke ina”
“tapi kan memang begitu ahhh”
“kamu juga pinter paini, kamu itu cantik, seksi ,montok terus bikin mas puas lagi” tangan kananku yang berpindah dari payudarnya menggerayap
di balik celananya yang sudah basah dan bibir saya dari leher ke kuping
“ah mas juga pintar puasin paini geli mass”
“paini, kalau kamu bicara sama ina, kamu laporan ke saya ya, tapi kalau cuma tentang masalah perbantuan nggak usah lapor”
“iya mas, emang kenapa sih mas nyari informasi tentang ina sih?”
“mas tertarik aja sama ina”
“mas juga mau tidurin ina ya?”, wajahnya penuh cemburu
“kok kamu tahu sih” kataku sambil meraba vaginanya
kemudian wajahnya yang mendesah itu berubah menjadi cemberut”
“mas, aku nggak rela kalo mas tidur sama ina, emang mas udah bosan sama paini ya?
“nggak, mas nggak pernah bosan sama paini, kamu itukan cantik, seksi, liat deh susu kamu, mas lebih demen susu kamu yang besar dan montok.
liat ina, susunya kan nggak kayak kamu punya, trus kan kamu punya tarian ‘maut’ tapi liat ina, mungkin goyang ngebor aja nggak bisa”
“terus kenapa?”
“mas cuma pengin sesuatu yang baru, biar mas punya semangat baru aja, nanti kalo mas tidur sama ina, kamu tetep mas kasih kok, namanya
threesome”
“janji ya mas”
“mas janji deh”
“omong-omong trisam itu apa mas?”
“three some itu kita main sex 3 orang, bisa 1 laki-laki dengan2 2 orang”
“tapi mas kan cuma punya satu burung, trus satunya lagi ngapain dong?”
“ya gantian dong painiku sayang”
kemudian saya mengeluarkan HP dari kantong saya menggunakan tangan kiri saya dan saya cari film porno dalam HP saya, sejak memori hp saya di
upgrade 2GB, bertambah pula film porno saya sehingga rada kesulitan mencari film three some,tapi akhirnya ketemu juga dan langsung saya
putarkan, ketika saya putar saya terdengan suara teriakan. kemudia saya panik dan langsung mengecilkan volume, untung semua sudah tidur, kalo
ketahuan, paini bisa dipecat dan saya bisa dimarahi ortu saya
“kayak begini lo paini”
kemudian dia melihat video tersebut. kelihatanya dia serius sekali melihat film yang saya berikan. film itu berdurasi 1.5 menit, karena sudah
tidak ada lagi pembicaraan, saya lebih keras meremas payudaranya dan memijit clitnya
“mas, aku nggak bisa jilat memek kaya di film itu lo mas aduh ngilu mas(saking kerasnya saya meremas payudaranya)”kemudian saya ruangi
tekanan meremas payudaranya
“makanya kamu harus belajar, biar bisa kayak di film itu”
“tapi mas, saya kan nggak lesbi”
“nggak, mas nggak nyuruh kamu jadi lesbi, tapi kamu harus tau gimana cara mas andi muasin kamu, dan kamu harus praktekan ke ina, lagipula mas
nggak suka cewek lesbi”
“Oooo gitu toh, mas, aku udah mau keluar nih argghh”
“ya udah, keluarin aja”
kemudian cairan kental itu akhirnya keluar juga akhirnya. kemudian tanganku yang yang sudah dipenuhi maninya saya cuci di di wastafel
“mas, makasih ya sudah nyenengin paini”
“mas juga seneng kok”
“mas, pak amad sudah tidur belum?”
“sudah, eh kamu paini, aku masih ngaceng nih, kamu tolong kocokin sama ngemut burung saya ini”
“iya mas”
kemudian saya duduk dikursi di ruang makan. kemudian paini mulai mengocok alat kejantanan saya. aduhh sungguh enaknya hidup punya pembantu
kayak dia ini nggak nyesel dulu ibu saya membawanya dari desa dengan susah payah melewati jalan tidak beraspal, berbatu, penuhtanjakan ke
pegunungan, bahkan sampai masuk ke sawah karena jalanya curam. kocokan mautnya memberi sensasi luar biasa. desahan-desahan lirih saya keluar
begitu saja. mungkin sudah ratusan kata “ahhh”, “ohhh” , “yess” saya lontarakan. itu baru kocokanyanya apalagi emutanya. serasa saya tidak
perlu jauh-jauh ke surga untuk mencari bidadari karena bidadari itu sedang jonkok dihadapan saya sambil menjilat dan mengemut penis saya “ahh
paini kamu ahh pintar sekali ahh yess ohh” desahanku berulang ulang “sedot lebih keras lagi” dan tangan-tang kecilnya memainkan burungku.
emutan saktinya memang sungguh enak. giginya tidak pernah mengenai burungku karena dia adalah pengemut profrsional. two thumbs up deh.
kemudian beberapa menit kemudian akhirnya mani saya keluar dan paini langsung menelan maniku saking nikmatnya. kemudian saya langsung
menaikan celanaku dan saya cium mulutnya itu.
“paini, saya bisa minta tolong nggak?”
“apa sih yang nggak saya lakukan mas?”
“saya minta tolong kamu diam-diam bawa tasnya si ina”
“saya usahain deh”
kemudian sekitar lima menitan saya menunggu, kemudian paini kembali dengan membawa tas merah jinjing. kemudian kami berdua melihat isi tas
ina. isinya softex, 3 bh CD, 2 bh dan 1 celana jeans dan 1 T-shirt lengan pendek. berarti dia benar-benar menyiapkan dengan benar. kemudian
saya berpikir menghilangkan 1 buah bhnya dan 1 CD supaya dia tidak memakai bh dan CD di hari ke 2 & 3 agar mengerti bentuk payudaranya.
kemudian saya mengambil BH putih berendanya dan saya suruh paini untuk kemudian kembali dan bh yang wangi tersebut saya sembunyikan di bawah
springbed tempat tidurku dan langsung tidur.
kemudian paginya benar. Pada pagi hari setelah mandi saya mau memakai baju putih abu-abu saya untuk mempersiapkan sekolah. kemudian setelah
mengancing baju ada ketukan pintu. kemudian saya suruh masuk dan kemudian paini dengan pakaian baju ungu longgar dengan celana pendek datang
masuk ke kamarku
“mas andi sesuai dengan printahnya tadi malem saya mau nglapor “
“mau nglapor apaan”
“tadi sesudah ina mandi terus pas mau pake baju pas buka tas dia ngomong ke saya katanya bhnya sama CD ilang satu”
“terus dia ngomong apa”
“ni, kok perasaan kutangku ama CD kok ada yang ilang ya?”
“trus kamu bilang apa”
“trus saya bilang munkin ketinggalan di tas tapi dia malah ngeyel udah ngecek sebelum berangkat”
“terus?”
“eh dia malah nuduh aku nyolong bhnya”
“trus saya marah sambil nunjukin susu saya sambil bilang ‘enak aja kalo ngomong, ngomong tuh ati-atiya saya tuh gak pake bh dan CD kamu!,
lagipula bh kecilmu dan CD kumalmu saya itu apa muat di susuku dan pinggangku nih liat nih’trus ina minta maaf ke saya dan saya maafin”
melihat dia yang terbawa emosi menyeritakan sampe memamerkan kan susunya otomatis membuat penis saya naik lagi. kemudian dia minta maaf
karena terbawa emosi sehingga memamerkan payudaranya dan CDnya . kemudian saya melihat ke jam dinding “wah, rupanya masih ada waktu lebar
nih”
kemudian saya langung melepas handuk saya.
“paini, paini….. kamu ini bikin saya panas lagi, padahal kamu itu udah ngemut penis saya tadi malam. kamu bikin saya kesal”
“maaf mas, saya lupa”
“saya maafin kamu tapi….., kamu tahu kan?”
“iya mas”
kemudian dia mendekat padaku
“paini, sudah lama saya nggak rasa’in pantat kamu. mungkin perih tapi dengan ini saya maafin kamu”
“mas, kenapa nggak lewat depan aja?”
“udah kamu nurut aja, kamu mau dimaafin gak?”
“i..iya mas” katanya sedikit takut
“makanya kamu nurut aja, saya kan nggak pernah bikin kamu kecewa, masa enak mulu, tapi sekali ini aja rasain sakit sebentar nggak mau sih!”
“iya mas, saya nurut saja”
kemudian dia dalam kondisi pasrah dia menuju ke tempat tidur dan telungkup. kemudian saya berdiri diatasanya dan saya berkata,”bikin dirimu
seenak munkin, cuma 15 menit kok, tahan sakitnya”
“iya mas, yang penting mas senang”
kemudian saya mulai memasukan penis saya pertama dan kemudian berulang ulang. semakin lama semakin cepat, “ah,ah,ah,ah” desahanku ketika
menyoblos pantat besarnya itu. kedua tangan saya memukul-mukul pantatnya “tas tos tas to” bunyi tanganku memukul pantatnya yang sudah memerah
itu. dan saya mendengar suara rintihan kesakitan “auw-auw mas aw pelan mas” suarannya lirih. tetapi suara itu malah membuatku semakin
bersemangat dan beberapa menit kemudian akhirnya saya menegluarka mani di pantat semoknya itu.
“sudah paini, aku sudah keluar sekarang berbaliklah”
kemudian dia berbalik. saya melihat mukanya hidungnya merah dan meihat matanya berlinangan. kemudian saya mencium kedua matanya
“sudah paini, jangan nangis lagi, sayakan jarang menikmati yang kayak begini, saya tidak rela melakukan kayak begini setiap hari. karena saya
sayang kamu. saya mungkin cuma melakukan ini 1-2 kali setahun karena saya tidak suka menyiksa kamu. udah jangan nangis lagi”
“iya mas saya ngerti kok. Lagipula ini saya salah mas kenapa menyiksa mas dengan memamerkan tetek dan CD saya”
“udah-udah, sekarang kamu jilat penis saya biar bersih
“iya mas” kemudian senyumnya mengembang lagi
kemudian dia mulai membersihkan penis saya yang mengekerut itu sampai bersih. kemudian saya menggunakan CD dan celana saya. pada saat saya
keluar rumah dan naik angkot saya merasa bersalah dan saya berpikir “nanti juga penisku turun sendiri, nggak usah nyiksa paini, ah mungkin
kelewat nafsu aja kali”
kemudian saya sekolah seperti biasa. dan biasanya perempuan di sekolahku ingin menrik perhatianku. tetapi saya tidak tertarik. sejak saya
biasa ******* dengan paini sifat saya menggoda wanita berubah menjadi cuek, mungkin, karena jarang digoda lagi, dia malah jadi caper. ada
yang ngedip mata, memberi senyuman. saya cuekin semua, tapi malah ada sebagian wanita anggap kecuekan saya itu keren. malh digila-gilai saya.
setelah itu saya pulang. rupanya paman beserta keluarga termasuk ina ke pariwisata terkenal di tempatku dan kebetulan saya les di bimbel
terkemuka sampai magrib.
kemudian setelah itu saya langsung pulang. rupanya mereka sudah pulang semuanya. ina yang sudah mandi pada waktu itu kelihatan dia
menggunakan T-shirt lengan pendek ketat dan rok terusan. tapi saya bingung. kok dia masih menggunakan BH dan CD?. kemudian saya menemui
paini.
“paini, kok si ina masih pake BH dan CD sih, kamu pinjemin ya”
“nggak kok mas, mungkin dia pake BH dan CD bekas”
“kalo gitu, paini, kamu bikin dia melepaskan BH dan CD-nya, caranya gini, bilang aja kalo pake CD dan BH bekas bikin susumu nanti jamuran
terus gatel-gatel dan nanti memek kamu gatel-gatel nanti jamuran susah diilangin”
“iya mas”
kemudian saya nguping lagi ucapan mereka
“ina, kamu pake CD ama BH bekas ya?”
“kok kamu tahu”
saya takut paini tidak bisa membalasnya, tapi rupanya di pintar juga
“kan tadi pagi kamu ngomong sendiri ke saya, eh nanti jamuran lo”
“ah, yang bener kalo ngomong”
“iya betulan, temanku aja yang pake CD dan BH bekas terus susunya ada panunya sampe digaruk berdarah terus memeknya juga kalo kencing perih
rasanya”
“yang bener”
“iya bener, kalo nggak percaya, besok palingan kamu juga ngrasain nasibnya sama dengan temanku”
“iya deh aku copot”
kemudian ina mencopot bajunya terlebih dahulu dan baru kedua pakaian dalamnya. sayangnya saya tidak memasang one way mirror seperti dikamar
mandinya. kenapa tidak mengintip dari kamar mandi?, karena waktunya tidak pas. selalu telat. kemudians setalah itu kelihatanya dia maukeluar
kasih susu anaknya pak amad.
kemudian saya menyuruh paini untuk akrab denganya sampai besok karena waktu-waktunya kemarin sangat padat dan saya juga lupa mengingat ini.
saya menyuruh ini agar ina percaya dengan paini. kalau sudah ada kepercayaan maka membuat mudah untuk tidur denganya. dan akhirnya kepercyaan
itu tumbuh antara mereka karena mereka sudah mengorol yang mendalam (seperti pacar). kemudian saya memanggil paini untuk melanjutkan rencana
saya yang kedua
“paini, sekarang kamu kasih minum, ini obat tidurnya biar bisa saya jamah karena pakaian dalamnya copot. jadi nanti tinggal saya buka roknya
dan angkat bajunya. kemarin saya ingin melakukan tapi ina ini tidurnya lasak(suka bergerak). saya takut nanti ketahuan rencana saya. kemudian
ketika membuat minuman, anaknya pak Ahmad menangis keras. kemudian ina yang ada di kamar pembantu langsung lari ke ruang keluarga. Anak itu
menangis terus, dicek, popoknya tidak basah, kemudian ina ke dapur. Dia melihat kami dengan wajah bingung. mungkin karena tidak berani nanya
saking malunya, dia langsung menggotong termos, botol susu dan toples susu bayi. kemudian saya melihat dia membuat susu di dekat keranjang
bayi, kemudian dia memberikan susu itu tapi bayinya tidak mau. kemudian pak amad dan bu amad datang. mereka juga panik melihat bayinya
menagis terus. kemudian oertu saya beserta ina pergi ke dokter anak. kemudian setelah sepulang dari dokter anak, diketahui lagi sakit, oleh
maka karena itu mereka bertiga, pak dan bu amad serta ina mereka lembur. kalau begini, saya ga’ bisa trheesome yah gagal total, saya tidak
berhasil menidurinya. Tapi, rupanya segala kekecewaan tersebut terganti pada esok harinya yang tidak kuduga. Seusai pulang sekolah, dimana
pak amad rupanya meninggalkan undangan ultah yang akan dirayakan satu minggu lagi. kemudian saya lihat ke kalendar. wah rupanya hari sabtu,
tanggal merah lagi, rupanya ada hari besar nasional. kemudian saya bersorak gembira. Kemudian ketika ortu datang, mereka membaca undangan
tersebut. dan saya yakin pasti aku juga diajak. “Di, kamu mau ikut nggak ke rumah paman amad?”, “mau” itu langsung keluar di mulutku dengan
cepat dan saya beritahu paini, rupanya dia juga senang. Sebelum kami sekeluarga berangkat. Saya dan paini mengatur strategi menjebak ina. dan
akhirnya setelah sepulang sekolah kami sekeluarga termasuk paini pergi menggunakan mobil. mobil yang kami gunakan adalah mobil MPV yang
sanggup memuat 7 orang. ortu kami duduk di depan, saya dan adik saya duduk di tengah dan paini duduk dibelakang. baru beberapa kilo, adik
saya langsung pelor dan dia tidur memanjang dan akhirnya saya migrasi ke belakang. pada saat dibelakang, tangan-tangan jail saya merayap ke
badanya. alunan radio mampu menyamarkan desahan, desahan kecil paini, tapi saking konsentrasi ortu saya nyetir, mereka tidak tahu apa yang
saya lakukan. saya mentyuruh paini sejak awal untuk menggunakan rok selutut dan tidak menggunakan CD agar mudah merabanya dan menutupnya
ketika kami berhenti di pom bensin. saya apabila tidak mendengarkan radio maka tidur, apa bila tidak tidur, maka tangan jail saya merayap
lagi. saya suka mengelus pahanya yang mulus itu dan usil memasukan jari saya keclitnya. terhitung paini sudah 8 kali mengalami orgasme karena
saya raba vaginanya selama 12 jam perjalanan. dan setelah menunggu sekitar 12 jam, akhirnya kami sampai ke rumahnya. rumahnya besar sekali.
bisa 300m2 rumahnya. sangat berbeda dengan rumah saya. rumah ini sudah berastitekstur modern. terhitung 3 mobil mewah berjajar di rumahnya.
ketika kami sudah berada di depan rumahnya. Ina, gadis itu mendorong pagar tersebut. senyum saya mengambang melihat gadis itu. kemudian kami
disambut oleh pak dan bu amad. kemudian saya mulai menjalankan propaganda saya. Karena paini dan ina sudah akrab, maka menjalankan propaganda
yang saya lakukan. setelah malam hari, saya mulai menyuruh paini menjalankan propaganda tersebut. saya menyuruh paini berbicara intim dan
saru untuk diperbincangakan. setelah bincang panas, paini melapor kepada saya, dia melaporkan yang dia bincangkan dan seperti ini:
(basa-basi dulu)
“in, kamu udah punya pacar belum?”
“udah, tukang sayur di depan”
“kamu sama tukang sayur itu ngapain aja”
“rahasia dong”
“ayo dong kita kan sama-sama pembantu”
“kita ciuman mulut trus mas karno pernah juga megang susuku”
“gimana rasanya?”
“duh, mulutnya bau, abis itu dipegang sakit diteken keras-keras”
“hahaha emang enak, eh aku mo nanya nih. boleh nggak?”
“boleh, emang nanya apa?”
“kamu pernah begituan belum?”
“begituan?”
“sex, hubungan suami istri”
“belum, tapi pernah baca”
“baca?”
“iya, ceritanya begini, ketika saya sedang membersihkan perpustakaan saya liat pak amad serius baca novelnya, hampir setelah makan atau
pulang kerja pak amad selalu baca novel ini. kemudian saya penasaran. setelah pak amad pergi kerja diam-diam saya baca novel ini, di depannya
ada tulisan nick carternya kemudian saya baca di kamar saya. ketika saya membaca, entah kenapa tetek saya jadi tegang paini, terus puting
saya jadi keras. kalo saya tarik ya mbak, rasanya uenak banget mbak, tapi kenapa memek saya jadi basah mbak terus pengen pipis terus”
“itu namanya terangsang mbak”
“terangsang, apaan tuh?”
“wah susah neranginya in, pokoknya itu artinya kamu sudah siap untuk ditiduri”
“kok kamu tau sih, emang pernah ngalamin ya?”
“iya, bahkan sampai puncaknya malahan, rasanya enak banget mbak sumpah”
“wah kayak apaan sih?”
“kamu mau tau rasanya?”
“iya mbak, mau banget”
“kalo gitu, yuk kita bugil bareng-bareng!”
“nggak salah nih?”
“udah, tenang aja, kita kan sama perempuan, ngapain takut!”
“iyaya, yuk!”
kemudian mereka bugil bersama. kemudian ina disuruh paini tidur. kemudian disuruh untuk menutup mata. kemudian paini mulai memegang payudara
ina, kemudian paini memuntir-muntir payudara ina. ina kemudian menggelinjang-menggelinjang kegelian
“humph paini ahh geli kamua dapat ilmu dari mana sih?”
“dari mas andi”
“ha! kamu tidur sama mas andi!” dia yang tidur langsung duduk
“iya, emang kenapa?”
“rasanya gimana?”
“aduh mas andi udah ganteng, gagah, berotot lagi wah jangan tanya deh!”
“emang kamu diapain aja sama mas andi?”
“wah, susah neranginya, pokoknya mas andi itu muasin aku banget in, yang gampang ya dipratekin”
“iya deh”
kemudian ina tidur kembali. kemudian paini meremas-remas payudara ina. kemudian diemut-umut payudara kanan “hmph enak paini terus ahhhh”
kemudian payudara ina satunya lagi. kemudian paini mulai meraba raba vagina ina. “dhuh geli paini” kemudian paini mulai mencari clit ina.
“ahh paini terus paini ahh” ina menggelinjang keenakan. kemudian beberapa menit kemudian mani keluar dari vaginanya “crot…crot” vaginanya
basah karena maninya
“gimana ina uenak kan?”
“iya enak besok-besok banget lagi dong…..”
“nggak ah males”
“kok males, padahal tadi saya keluar pertama kali loo, saya kan moo lagi…..plis”
“nggak, jangan sama saya!, saya tadi cuma mengenalkan”
“plis, padahal tadi enak banget lo ni”
“jangan minta sama saya tapi minta…..”
“sama siapa’
“sama majikan saya, mas andi”
“saya malu mbak sama dia, diakan ganteng,gagah, dia apa mau sama saya”
“ya saya usaha’in ya malem-malem besok”
“tapi paini…..”
“alah nggak ada tapi-tapian, dia juga yang ngenalin aku ini kok”
kemudian paini keluar dari kamar pembantu itu dan melapor pada saya. dan saya sudah siap bertempur dengan 2 orang sekaligus. besoknya saya
dan keluarga kami merayakan pesta ulang tahun di restoranya. ah, malasnya acara kayak begini. kemudian saya meliat ina yang berada pojok
sana. dan saya mendekatinya.
“in, katanya paini kamu mau tau rasanya sex itu ya…..?”
“i…iya mas. nggak boleh ya mas”, katanya. wah dia tidak menghindariku. ini adalah kesempatan emas
“boleh kok, saya malah merasa senang”
“yang bener mas”
“iya, saya seneng banget”
“makasih ya mass”
“nanti malem ya, kamu pake yang bagus ya”
ini adalah acara paling malas saya ikuti. dan akhirnya kami pulang sore hari. hari itu hari yang melelahkan. kedua orang tua saya dan adikku
sangat semangat mengikuti acara ini, saya yakin energinya betul-betul terkuras. begitu juga dengan pak amad dan ibu amad yang sangat terkuras
karena jadi panitianya. padahal masih jam 19.30 tapi semua pada bobo. ini kesempatan saya. kemudian saya mengambil obat kuat terkenal dan
meminum 2 tablet sekaligus. wah rasanya minum ini saya jadi fire. kemudian saya mantapkan kakiku ke kamar pembantu. kemudian saya mengetok
pintu di depan. kemudian ina keluar dengan daster pendek bewarna merah muda. tentu paini sudah saya suruh keluar dan saya suruh mengintip
dari celah pintu yang memang saya sengaja tidak memnutupnya sampai full supaya paini mengintip
“kamu cantik deh ina”
“ah mas bisa aja”
kemudian saya langsung melumat bibir merahnya, cukup lama, saya yakin dia sangat menikmatinya. kemudian saya mengigit kecil kupingnya dan
membuang napas di lupang kupingnya “Hmph mas geli” ucpanya. kemudian saya turun ke lehernya. ahhhh wangi parfumnya membuat saya jadi tambah
horny. saya jilat lehernya dan gigit kecil sampai tanda merah di lehernya. dia mendesah kegelian “mas geli mas jangan mass”. tapi kata itu
membuat saya bersemangat. kemudian dari lehernya saya turun ke pundak kananya nya yang mulus saya gigit-gigit kecil pundaknya dan tali
dasternya sama tali bra-nya saya gigit sampai turun kebawah dan tangan kiri saya memijat mijat kecil pundaknya dan mulai menurunkan tidali
daster dan BHnya. kemudian saya turunkan sedikit demi sedikit bajunya dan akhirnya kedua payudaranya yang belum matang tapi proporsiorna
dengan kemolekan tubuhnya yang sintal itu. kemudian sekejap dia langsung menutup kedua gunungnya yang padat itu
“lo kok ditutup sih in?”
“malu mas”
“kok malu, susumu kan bagus”
“malu mas susu saya diliatin mas, ini pertama kali susu saya diliat sama laki-laki”
“udah ina, nggak usah malu-malu, lagipula kan cuma saya yang ngeliat”
kata bohong itu keluar begitu saja dari mulut saya. padahal paini yang ngintip celah itu rupanya sudah panas. kemudian saya cium lagi
mulutnya yang merekah itu dan kedua tangan saya meremas-remas payudaranya. kemudian kedua tangan saya saya pusatkan ke putingnya. saya puntir
puntir kedua putingnya. kemudian putingnya saya cubit dan saya putar-putar toketnya saya. kemudian kepala saya saya taruh di tengah
payudaranya kemudian saya suruh ina untuk memegang payudaranya dan kepala saya dijepit oleh payudaranya. ohhh enaknya seperti kepala saya
dipijat-pijat. kemudian mulai kepala saya menekan payudaranya kirinya dan saya mulai menjilat payudaranya. kemudian saya memasukan seluruh
payudarnya ke mulut saya. “dhuh mas ngilu mas” katanya. kemudian saya emut dan gigit-gigit kecil puting kanan kerasnya(seperti orang bilang,
dahulukan yang kanan baru yang kiri). “mas enak mas ahhh geli mas achhh” desahanya dan sebaliknya. kemudian saya membuka celananya. terlihat
sebuah CD biru muda yang berenda sudah basah dan sepasang paha putih yang kontras. kemudian saya lepaskan CDnya. rupanya tidak ada perlawanan
sama sekali. kemudian tertampaklah sebuah tempik yang sudah berlendir dengan jembut lebat. rupanya dia tidak pernah mencukurinya. kemudian
saya raba dan hidungku saya gesekan di celah vaginaya yang pink itu. “mas enak mas udah masukin aja ahhh udah enggak tahan mass” katanya yang
sudah penuh nafsu. tetapi tentu saja tidak saya langsung masukan dengan penis saya. saya masih ingin membuatnya orgasme dulu agar vaginanya
basah. kemudian, saya membuat bibir saya menjadi “O” dan mulai menyedot vaginanya. tidak lupa lidah saya juga menjulur mencari itilnya. “mas
enak mass ach mas ouw…..”desahanya berulang ulang tak tahan menerima kenikmatan yang dialaminya. kemudian setelah beberapa menit kemudian,
“mas mau pipis nih…”
“udah keluarin aja”
“tapi masak saya keluar di mulut mas?”
“udh nggak papa”
keliatan dia menahan orgasmenya karena dia tidak mau mengeluarkan maninya di depan muka saya. saya jadi makin bersemangat, saya semakin
menguatkan kekuatan sedotanku. semakin tidak kuat dia menahan dan akhirnya setelah bergelut dengan vaginanya akhirnya dia keluar juga,
maninya sangat kental, lebih kental dari susu kental manis. tapi entah kenapa dia malah mengelap mukaku dengan BH-nya
“maaf mas saya pipis di muka mas”, katanya sambil mengelapku
“ah nggak papa, ini namanya orgasme”
“Oooo”
“ina, kamu udah siap belum?”
“siap ngapain mas?”
“udah siap mas masukin burung mas ke memek mas”
“ina siap aja kalo mas mau”, katanya sambil malu-malu
“tapi, nanti ini rada perih, kamu tahan ya…”
“iya mas….”
“ina, tolong kamu copot baju saya”
kemudian dia grogi ketika mencopot baju saya dan paling grogi pas membuka celana jeans saya. ketika dia menyentuh kancing celana saya. dia
diam sejenak. kemudian saya memegang kedua tanganya dan menuntunya dia membuka kancingku. mukanya merah menyala. begitu juga membuka
resliting celanaku. dan dia menyemnggol kontholku. rupanya dia tambah grogi. kemudian celana jeans saya akhirnya copot juga. dan
tertampanglah saya dengan CD putih yang terkenal “anti nyelip” dengan bulu yang lebat di paha dan betisku. tangannya yang masih saya pegang
saya gesekan dengan burung saya yang sudah “njendol” di dalam kolor yang minta jatah. pada awalnya, dia menggunakan punggung tanganya karena
masih malu. tapi lama kelamaan, dia mulai berani berani mengelus penisku. dan ketika tanganku melepasnya, dia mulai berani mengelus-elus
penis ku. kemudian saya suruh melepaskan kolorku. kemudian dia mulai berani melepaskan kolor ku. terlihat dia takjub meliat burungku. setelah
itu saya suruh jongkok
“in, kamu tolong kocokin dan emut burung saya ya”
“carnya gimana mas?”
“dengan cara kamu pegang burung saya terus kamu urut ke depan kebelakang?”
“kalo ngemutnya gimana mas?”
“caranya kamu masukan burungku ke mulutmu, tapi jangan kena gigi, kayak ngemut permen lolipop”
kemudian dia mulai memasukan burungku ke mulutnya, dia rupanya tidak pandai mengocok dan mengemut penisku, sesekali dia mengenai giginya yang
membuat rada sakit dan kocokanya juga tidak teratur seperti pertama kali paini mengocok burungku. mungkin karena paini sering menyuci dan
memeras baju tidak seperti ina yang sudah terbiasa dengan mesin cuci di rumah ini. tetapi rasa itu tertutupi oleh nikmatnya emutan ina yang
sensual. “ah enak ina terus ahh yess” desahanku. setelah berselang beberapa menit kemudian saya akhirnya mengeluarkan mani juga. penis saya
tidak mengkerut karena pengaruh obat kuat yang saya minum. tidak seperti paini, dia langsung ngacir ketika saya menegluarkan mani di
mulutnya. dia langsung batuk-batuk dan kemudian saya membantu mengelapnya dengan BHnya. terlihat nomor bhnya 34B.
“mas, kok udah keluar nggak bilang-bilang sih?”
“maaf mas lupa, sini saya bersihin”
kemudian saya membersihkan mukanya yang tercecer oleh maniku, kemudian, saya langsung menciumnya dan menyuruhnya untuk berbaring. “in, mas
masukin ya, ditahan perihnya, nanti juga hilang. kemudian saya langsung memasukan penis saya ke liang ina dengan posisi misonnaris, ah,
susahnya, sangat kecil lubangnya, mungkin sebesar kelingking. saya perlahan lahan maju mundur dan disetiap masukan saya tambah 0.5 cm supaya
tidak perih, dan akhirnya saya berhasil menyentuh selaput daranya. “in, tahanya, abis ini enak saja yang kau dapat”, ucapan ini saya berikan
kepada ina yang hidungnya sudah memerah. kemudian saya menekan dengan keras. “ahhhh” ina teriak kecil yang untuk tidak membuat orang tidak
bangun. kemudian saya mulai mengenjot paini dalam tempo cepat, maju..mundur..maju..mundur, ini yang saya lakukan, yang tadinya ina menahan
sakit sekarang dia mulai mendesis keenakan “ah mas enak mas ohhh” desisanya yang membuat pemainan kami semakin cepat. susah loo cari orang
kayak begini, yang vaginanya rapet sekali. kontholku betul dipijat oleh vaginanya, “awesome!”, tanpa sadar mulut saya keluar seperti ini dan
akhirnya ina akhirnya ingin di klimaksnya,
“mas andi, aku mau keluar ya”
“udah keluarin aja”
memang senam kegel mampu membuatku bertahan lama, obat kuat ini hanya berfungsi untuk membuat saya ngaceng meskipun mani saya keluar, tapi
kalau masalah tahan lama itu karena latihan kegel saya alami(makanya, senam kegel dong). kemudian ina keluar dan setelah beberapa menit
setelah keluar maninya ina saya pun keluar. “croot-croot” mani hangat saya telah bergabung dengan maninya plus darah keperawananya telah
bergabung di vaginanya. kemudian kami melakukan french kiss kami saling membersihkan mani yang tercecer di burung saya (masih ngaceng) dan
vaginanya menggunakan branya. saya melihat dia kelelahan padahal saya masih fit 100%, kemudian saya dengan cepat membuka pintu. alangkah
kagetnya saya dan ina melihat paini yang menurunkan rok dan CDnya dan memasukan ujung botol kecap kosong ke vaginanya dan terlihat putingnya
meneymbul di balik baju longgarnya, terlihat botol kecap itu sudah terisi 1/4 cairan maninya
“paini, ngapain kamu onani pake botol kecap?, kamu juga mau ya?”
“abis kelamaan nunggu mas sih”
kemudian paini langsung melepas baju dan roknya dengan sigap dan ia langsung mencium mulutku dengan ganas(mungkin sudah high voltage) dan
setelah itu saya menyuruh paini untuk berbentuk seperti ****** dan menjilat tempiknya ina. kemudian semua itu terjadi. saya yang sedang doggy
style dan paini juga melakukan cunninglus dengan ina, kami bertiga bisa dibilang simbiosis mutualisme, dimana saling menguntungkan. kami
bertiga berdesah “aahhh ouw yess achhh” selama kami ber threesome dan yang desahanya paling keras yaitu si ina, ia sangat menikmati suguhan
yang diberi kan paini, dan yang pertama kali menacapai klimaks rupanya si ina, dia langsung mengeluarkan cairan di mulut paini, dan paini
langsung menelannya begitu saja. Kemudian ina yang yang sudah mencapai klimaks saya suruh untuk meremas dan mengemut payudara paini.
kemuadian ina langsung memegang payudara paini dan meremasnya, serta dia ngemut payudaranya paini. paini yang mendapatkan kenikmatan
sekaligus itu akhirnya meraung keenakan. desahanya yang lirih itu bertambah keras. “terus mas akhhh enak in lebih kencang ahhh mas lenih
cepat ahhhh”. kemudian beberapa menit kemudian akhirnya paini klimaks jua, dia menegeluarkan carian sangat banyak sampai berjatuhan di kasur.
tapi saya masih menahan klimaks. paini yang saat itu kelelahan berat masih saya genjot. “mas akh udah capek mas akh jangan dilanjutin akh
akh” kalau tidak salah, sampai 7 menitan saya masih genjot paini yang capek berat, malahan dia malah klimaks untuk kedua kalinya. kemudian
saya akhirnya klimaks juga, “croot…..” mani itu keluar sangat banyak dibandingkan klimaks-klimaks sebelumnya. dan saya juga kelelahan
berat. setelah itu saya menyuruh ina untuk berbalik badan dan saya ingin melakukan anal sex, tapi untuk menyamarkan sakitnya saya suruh paini
untuk memainkan vagina ina. kemudian saya mulai menyoblos pantat ina. aduh enaknya pantanya lebih besar dari paini dan lubang duburnya lebih
kecil. ah enak, sudah pulauhan maju mundur, dan sesekali saya penis saya sayabiarkan di dalam terus pantat ina saya tekan untuk menjepit
penis saya. ohh asyiknya maknyuss rasanya. tetapi yang saya dengar dari mulut ina bukanya rintiha kesakitan tapi desahan karena rasa perih
nya ditutupi oleh kenikmatan lidah paini, sampai beberapa menit kemudian saya mencapai tahap klimaks juga. crut crut crut maniku keluar dari
penisku di dalam pantatnya. ketika kutanya “in, kamu sakit nggak?”, kemudian jawabnya,”perih tapi enak mas” .tapi masalahnya penis saya masih
ngaceng (saran buat pembaca, makanya minum obat kuat sesuai sengan dosis berlaku, saya melakukan ini karena kalo ceweknya dua minumnya dobel,
eh, malah jadi begini). kemudian saya meminta paini dan ina untuk oral bersama. kemudian mereka berdua jongkok di hadapan saya dan mulai
mengemut penis saya. aduh enaknya diemut kanan dan kiri, lebih merata. dan untuk kali ini, kedua buah zakarku dimainkan oleh merka berdua.
saya senang mereka berdua menghisap juniorku ini. mereka berdua terlihat seperti haus sex dimana mereka tidak ngesex denganku 3 tahun lebih.
mereaka seperti berebutan aku. aduh enaknya sampai aku menggelinjang dan beberapa menit kemudian akhirnya saya orgasme juga. dan mani itu
terbang seperti air mancur dan mengenai rambut dan anggota tubuh dua orang tersebut. tapi, belum mengkeret juga burungku akhirnya saya
menyuruh lagi kedua orang tersebut dan saya suruh menjepit penis dengan payudara mereka. mau tau rasanya dijepit 4 payudaranya?. wah, uenak
tenan rek!. rasanya 2 kali lipat dibandingkan dijepit 2 payudara. “ah enak sekarang kalian berdua jepit sambil digoyangin ke atas dan
kebawah. waduh. tambah enak. desahanku menjadi-jadi “ahhhh….. uhhhhh….. terus lebih kencang”. dan beberapa menit kemudian akhirnya
ngencret juga. tapi cairan yang keluar sangat sedikit (munkin sudah habis) begitu pula dengan penisku sudah mengekret yang artinya efek obat
itu habis. setelah itu kami bertiga kelelahan berat. kemudian saya meminta untuk kepala saya untuk dijepit oleh payudara montok mereka. ohh
nikmatnya untuk mengurangi kelelahan. dan kemudian saya mencium mereka berdua. karena kelelahan kami bertiga memutuskan untuk tidur dan kami
berpakaian yang terkena mani kita bertiga. kemudian paini dan ina membereskan kamar tidur yang penuh mani tersebut. baru melangkah 10
langakh, burung saya ngaceng lagi yang entah sperma masih ada atau tidak karena ada ide busuk yang bersarang di otak saya. kemudian saya
balik ke tempat pembantu lagi.
“loh, kok mas andi balik lagi?”, tanya paini
“paini, ina, gimana kalo kita mandi bareng?”
“yang bener dong?” kata ina
“iya, kan kita ini penuh mani, bagaimana kalo kita bersih-bersih dulu, nanti kalo kering bener susah lo ngebersihinya”
“ya udah yuk”
kemudian mereka membawa peralatan mandi mereka dan mereka berdua bersama saya diam-diam ke kamar saya. setiap kamar tidur di sini ada kamar
mandinya sendiri. kemudian kita bertiga masuk ke kamar mandi. ketika mereka berdua ingin melepas pakaian mereka saya larang.
“loh mas, katanya mandi, kok nggak boleh copot baju?”, tanya paini
“buka bajunya nanti aja, kita main basah-basahan dulu”
kemudian saya mengambil selang shower dan kusetel air hangat saya siram mereka berdua. kemudian mereka lari-lari kecil kegirangan saat saya
siram. terlihat puting paini dan ina dibali baju setelah saya siram air, kami berdua bermain seperti anak kecil, kemudian mereka berdua
mengambil gayung dan mengambil air di kran dan mnyiramkan air ke saya . saya juga keliatan burung saya meneymbul di balik celana basah.
kemudian kami bertiga melepaskan pakaian kami dan memutar-mutarkan pakaian basah terebut. kemudian kami saling menyabuni satu sama dengan
lain. terhitung di acara menybuni mereka berdua mengalami klimaks. saya dan ina yang penuh busa menyabuni paini. saya menyabuni kedua toket
gedenya sedangkan ina menggosok vaginanya dan tentu saja paini menggelinjang keenakan “esss ahh ohhh” sampai akhirnya klimaks. begitu pula
juga ina. kali ini saya yang mengurusi vaginanya sedangkan toketnya saya serahkan ke paini. khusus ina, dia keluanya cepat sekali. kalau
saya?, tidak, saya belakangan saja. dan kami juga membilas bersama. setelah itu kami sikat gigi bersama dan saya minta minta paini dan ina
yang mulutnya penuh busa saya suruh untuk sikat gigi menggunakan penis saya. dan mereka berdua langung menuruti apa yang saya katakan. mereka
memijat-mijat penisku ini dengan teratur, abis itu, ada dingin-dinginya lagi karena pake mint odolnya. ini tidak berlangsung lama. setelah
mencapai klimaks, penisku langsung mengkerut, tapi hanya setetes mani yang keluar dari penis ku ini, encer lagi. ini menandakan udah
betul-betul empty nih penisku. setelah itu kami saling mengeringkan badan bersama-sama. setelah itu kita berpakaian dan mereka kembali ke
kamarnya. sebelum ke kamaranya, ina saya cegat.
“in, kamu seneng gak hari ini”
“seneng banget mas”
“nanti, kalo mas ke sini, kita main lagi yuk!”
“iya mas, pasti saya kangen sama mas”
setelah itu kami berciuman dan langsung tidur. pagi harinya saya kembali ke kota saya dan sebelum saya pulang saya berpesan agar dia selalu
minum jamu rapet, memakai body lotion, dan menrawat payudaranya agar tidak turun. kemudian kami langsung berangkat ke kota saya dengan naik
mobil dan tentunya tangan saya merayap lagi.
Sejak itu jika saya berkunjung kerumah Pak Amad atau sebaliknya kami sering bersenggama. tapi sejak itu, jika kami ke rumah pak amad, kami
jarang membawa paini sehingga tidak bisa ber-threesome tetapi jika pak amad sekeluarga ke rumah kami, pak amad selalu membawa ina dan kami
ber threesome berkali-kali, tetapi keluarga pak amad jarag sekali ke rumah kami, tapi setidaknya saya sudah berhasil mereanggut keprawanannya
ina dan budak sex saya bertambah 1 sehingga menjadi dua.
SELESAI